Hadapi MEA 2015, Dekopin Wajibkan Pekerja Asing Bersertifikat

Ketua Dekopin, Nurdin Halid mengatakan, pekerja asing harus memiliki sertifikasi sebagai standar untuk kelola koperasi dalam hadapi MEA 2015

oleh Dewi Divianta diperbarui 18 Sep 2014, 20:49 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2014, 20:49 WIB
Pasar Bebas ASEAN
(Foto: jmproid)

Liputan6.com, Denpasar - Setiap institusi diharapkan siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN/MEA 2015 termasuk Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin).

Ketua Umum Dekopin, Nurdin Halid menuturkan, institusinya sudah menyiapkan berbagai strategi untuk menghadapi MEA 2015. Salah satunya menyiapkan sertifikasi kepada tenaga kerja asing yang akan bekerja di sektor koperasi. Sertifikasi ini untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang handal.

"Kami sudah menjalin kerja sama dengan LPPM sebagai lembaga sertifikasi. Nantinya setiap pekerja asing harus memiliki sertifikasi sebagai standar dalam pengelolaan koperasi di Tanah Air," kata Nurdin saat memberi keterangan resmi di sela pertemuan ICA Asia Pasifik di Nusa Dua, Kamis (18/9/2019).

Selain kualitas SDM yang andal, Nurdin menyebut Dekopin juga akan berupaya meningkatkan kualitas produk sesuai standar internasional. Tujuannya agar produk dalam negeri mampu bersaing dengan produk luar negeri.

Koperasi Indonesia, sambung Nurdin memiliki posisi tawar tinggi di dunia internasional. Dari 7 miliar penduduk dunia, kata dia, 1 miliar di antaranya merupakan anggota koperasi. "Dari jumlah itu, 530 juta penduduk dunia anggota koperasi berada di kawasan Asia Pasifik," kata Nurdin.

"(Koperasi) Indonesia lebih kuat dari pada Afrika, AS dan Eropa. Dari negara di kawasan Asia Pasifik, Indonesia sangat signifikan. Ada 420 ribu pekerja di sektor koperasi di Indonesia," tambah Nurdin.

Lantaran besarnya potensi tersebut, maka sertifikasi dan peningkatan kualitas produk merupakan kebutuhan mutlak. Nurdin mengaku tak khawatir dengan serbuan tenaga kerja asing dalam sektor koperasi. Koperasi sudah ada ketentuan dan sektor yang mengaturnya.

Menurut Vice Presiden Cooperatives Alliance (ICA) Asia Pasifik, koperasi juga didorong untuk meningkatkan perannya secara aktif dalam kebijakan pembangunan berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan kesadaran perekonomian global yang juga mengharapkan peran aktif koperasi dalam sektor pembangunan berkelanjutan.

Forum yang dihadiri 25 negara anggota ICA itu, sambung Nurdin, berupaya mengimplementasikan kerja sama antar koperasi di dalam suatu negara maupun di kawasan. "Fokus utamanya adalah memperbanyak kerja sama di sektor perdagangan," tutur Nurdin.

Dekopin, Nurdin melanjutkan, menyadari arti penting koperasi dalam pembangunan berkelanjutan. "Kami akan berupaya mendorong pemerintah di masing-masing negara untuk mendorong pengambilan kebijakan ke arah itu (pembangunan berkelanjutan)," kata Nurdin.

Di pihak lain, Nurdin menambahkan, dalam pertemuan ICA di Nusa Dua, Bali ini, Indonesia menyodorkan model dan konsep kepada masyarakat internasional, dalam pengelolaan lembaga koperasi sebagai pilar negara dan soko guru perekonomian nasional untuk hadapi MEA 2015.

Nurdin menjelaskan, pada acara yang dihadiri Presiden ICA Asia Pasifik Li Chunsheng, dan Regional Director ICA AP, Balu G Iyer itu mengambil tema 11th ICA Regional Assembly, “Cooperative Build a Sustainable Society”. Tema ini sejalan dengan cetak biru pembangunan koperasi dunia sesuai ICA.

Pertemuan itu diharapkan bisa melahirkan rekomendasi yang akan dibawa ke masing-masing negara anggota dalam pengambilan kebijakan dan juga dibahas dalam 11th ICA Regional Assembly. (Dewi D/Ahm)

 

 

*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya