Perputaran Uang Tinggi, Risma Ajak Warga Surabaya Jadi Pengusaha

Walikota Surabaya, Tri Rismaharini meminta warganya untuk jadi pengusaha.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 20 Sep 2014, 17:06 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2014, 17:06 WIB
4-walikota-surabaya-lapor-140120c.jpg
Walikota Surabaya Risma Triharini (Liputan6.com/JohanTallo).

Liputan6.com, Surabaya - Walikota Surabaya, Tri Rismaharini meminta warganya untuk berwirausaha. Hal tersebut disampaikannya karena perputaran uang di Kota Surabaya dalam sehari bisa mencapai Rp 20 Triliun. Jadi sayang kalau warga Surabaya cuma menjadi pegawai apalagi menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Walikota yang akrab disapa Risma tersebut menambahkan jika dibandingkan uang yang dikelola Pemerintah Kota Surabaya, perputaran uang di Surabaya jauh lebih besar.

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Surabaya sendiri hanya Rp 7 triliun per tahun, kalaupun ditambah dengan APBD Jawa Timur tetaplah masih kalah jauh karena APBD Jawa Timur (Jatim) per tahunnya hanya Rp 15 triliun.

"Jadi kalau APBD Jatim ditambah Surabaya pertahun, tetap kalah dibandingkan perputaran uang di Surabaya dalam sehari," katanya pada pembukaan Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna Expo di Tunjungan Plasa, Sabtu (20/9/2014).

Dia juga meuturkan, sejak dirinya menjadi walikota empat tahun lalu, dia juga langsung berkeliling untuk membangkitkan sektor UMKM di Surabaya.

Hasilnya, saat ini banyak perajin Surabaya yang mulai bisa mengekspor barangnya ke luar negeri. Kalaupun belum bisa ekspor, pasar di Surabaya diyakini cukup menjanjikan karena jumlah penduduk Surabaya saat ini mencapai tiga juta orang.

"Kalau perlu silakan gunakan nama saya. Di Dupak itu ada bekas PSK yang bikin jilbab lantas jilbabnya dikasih nama Risma Ratu, hasilnya ternyata laris. Jadi silakan kalau mau pakai nama saya," imbuhnya.

Sementara itu, untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, Pemerintah Kota Surabaya juga telah melakukan berbagai sertifikasi bagi produk-produk khas Surabaya.

"Makanan khas seperti rujak cingur, rawon maupun sate dan soto saat ini sudah dipatenkan sehingga ketika masuk Masyarakat Ekonomi ASEAN, maka pelaku bisnis kuliner di Surabaya tak harus takut bersaing dengan serbuan pebisnis kuliner dari luar negeri," tandas Risma. (Dian Kurniawan/NDw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya