Gelombang Tinggi, Produk Olahan Ikan Laut di Demak Turun

Produksi makanan olahan berbahan ikan laut yang dikelola istri nelayan di Morodemak, Bonang, Demak Jawa Tengah menurun sekitar 50 persen.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 21 Sep 2014, 19:47 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2014, 19:47 WIB
Harga Ikan
(Fotografer: M Taufan SP Bustan/ Liputan6.com)

Liputan6.com, Semarang - Gelombang tinggi di laut Jawa mengakibatkan para nelayan di daerah Demak dan sekitarnya enggan turun melaut. Dampaknya, tangkapan ikan menurun, dan lebih jauh lagi produksi aneka makanan olahan ikan juga menurun.

Seperti produksi makanan olahan ikan yang dikelola oleh para istri nelayan di Morodemak, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Volume produksi produk olahan mereka terus menurun, menyusul bahan baku yang juga menurun.

Masruah, Ketua Koperasi Nelayan Puspita Bahari, Morodemak, mengakui bahwa produksi olahan makanan dari ikan yang dikelolanya tak seperti biasanya.

“Produksi kami memang menurun sekitar 50 persen dari kondisi normal. Karena nelayan sehari melaut dua atau tiga hari berikutnya istirahat karena gelombang tinggi,” kata Masruah, Minggu (21/9/2014).

Meski begitu, pihaknya mengaku Koperasi Puspita Bahari masih memiliki stok ikan olahan sekitar 30 persen sampai kondisi normal kembali.

Ikan-ikan jenis wader laut, ikan kalapan (sejenis ikan teri) atau ikan belida menjadi andalan para perajin ikan untuk mengolahnya menjadi makan seperti dendeng ikan, abon, kerupuk atau keripik ikan.

“Produk Puspita Bahari dipasarkan di supermarket dengan sistem konsinyasi,” kata Masruah. (Edhie Prayitno Ige/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya