Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji berharap Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dapat bekerja cepat seperti pendahulunya Dahlan Iskan.
Nur mengatakan, Dahlan dan Rini merupakan kedua sosok yang besar dari korporasi, sehingga kemungkinan Rini bisa memiliki metode yang sama dengan Dahlan dalam memimpin kementerian BUMN.
"Beliau besar dan berkarier di lingkungan korporasi swasta. Seperti halnya Pak Dahlan," kata Nur usai melakukan upacara Hari kelistrikan Nasional ke-69 di Kantor Pusat PLN, Jakarta, senin (27/10/2014).
Nur mengungkapkan, sektor BUMN berbeda metodenya dengan instansi lain yang cendering dengan birokrat. Sedangkan BUMN lebih mengarah pada korporasi.
"Beliau besar dan mengembangkan dirinya di sektor korporasi swasta sehingga BUMN itu tidak seperti birokrat karena cara berpikir dan bertindak birokrat itu berbeda," paparnya.
Berbeda dengan Nur Pamudji, pengamat BUMN yang sekalligus Ketua BUMN Watch, Naldy Nazar mengaku kurang yakin BUMN ke depan akan jauh lebih baik di tangannya.
"Bu Rini itu tidak cocok, meski profesional tapi dia ada kaitannya dengan partai politik. Jadi rawan intervensi," kata dia.
‎Tidak hanya itu, Naldy menilai sosok Rini merupakan sosok lama yang pernah mengisi jabatan sebagai ‎menteri di jajaran kabinet masa Presiden Megawati Soekarno Putri.
"Kata Pak Jokowi ingin mengusung perubahan, Indonesia Baru, tapi ko orang nya orang lama, ya sama saja," tegasnya.
Lalu seperti apa sosok Rini Soemarno? Berikut ulasannya:
Advertisement
Sosok Rini Soemarno
Ketua Tim Transisi Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) Rini Soemarno terpilih menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam Kabinet Kerja Presiden Jokowi.
Wanita bernama lengkap Rini Mariani Soemarno Soewandi ini sebelumnya pernah menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada Kabinet Gotong Royong. Rini mengeyam pendidikan tinggi di Fakultas Ekonomi, Wellesly College Massachusetts, Amerika Serikat.
Rini lahir di Maryland, Amerika Serikat, 9 Juni 1958. Dia berasal dari keluarga sederhana. Namun sejak kecil Rini telah terbiasa hidup di luar negeri karena mengikuti sang ayah yang benyak bertugas di luar negeri.
Dalam dunia ekonomi dan bisnis, Rini Soemarno bukanlah nama yang baru. Dia pernah menduduki jabatan penting dalam beberapa perusahaan seperti Komisaris Bursa Efek Jakarta pada 1995, Presiden Komisaris PT Astra Agro Lestari pada 1999, Presiden Direktur PT Astra Internasional untuk periode 1998-2000, Presiden Direktur PT Kanzen Motor Indonesia periode 2001-2005.
Selain itu dia juga pernah menjadi Staf Ahli Departemen Keuangan Republik Indonesia pada 1998 dimana Menteri Keuangan saat itu masih dijabat oleh Fuad Bawazier. Rini pernah mendapatkan penghargaan sebagai Pemimpin Puncak Terpuji 1995 dari Majalah Swa Sembada pada 1995.
(Pew/Ndw)
Advertisement