Lewat Ritel Asing, Uang Rakyat Desa Disedot ke Luar Negeri

Ismed berharap Waroeng Rajawali yang didirikan RNI dapat bersaing secara kompetitif dengan ritel asing.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 10 Des 2014, 13:26 WIB
Diterbitkan 10 Des 2014, 13:26 WIB
Gedung RNI
(Foto: Ilustrasi RNI)

Liputan6.com, Jakarta - Menjamurnya ritel asing seperti Circle K, Lawson dan juga Seven Eleven di Tanah Air ternyata cukup membuat Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro gusar. Menurutnya, saat ini bisnis peritel asing tersebut sudah meresap masuk ke pelosok pedesaan dan kecamatan di seluruh penjuru negeri.

"Kalau sudah begitu, uang hasil penjualan tidak lagi dimiliki pengusaha lokal. Uang dari bisnis ritel disedot dari desa dan kecamatan, di bawa ke luar negeri," ungkap Ismed dalam acara temu bisnis calon mitra Waroeng Rajawali di Jakarta, Rabu (10/12/2014).

Itu lantaran kebanyakan bisnis ritel di desa-desa tidak dikelola investor Indonesia. Ke depan, jika kendali pemerintah Indonesia terhadap penetrasi ritel asing masih lemah, para pengusaha global berpotensi lebih jauh memonopoli bisnis tersebut.

Artinya, pengusaha asing yang kemudian berpotensi menguasai bisnis ritel di Tanah Air. "Kita bisa dipermainkan pasar global. Apalagi pada 2015, kita akan segera berhadapan dengan pasar bebas melalui Masyarakat Ekonomi ASEAN," tuturnya.

Lebih lanjut, Ismed berharap Waroeng Rajawali yang didirikan RNI dapat bersaing secara kompetitif dengan ritel asing dan menjadi tangan pemerintah untuk mengendalikan inflasi khusunya untuk komoditas pangan. (Sis/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya