Ganjar Ingin Jawa Tengah Jadi Basis Industri Padat Karya

Sudah banyak calon penanam modal yang berdiskusi dengan pemeirntah provinsi untuk berinvestasi di jawa Tengah.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 18 Des 2014, 11:26 WIB
Diterbitkan 18 Des 2014, 11:26 WIB
Ganjar Pranowo

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah mengungkapkan bahwa ada sejumlah calon investor yang berniat menanamkan modalnya di wilayah Jawa Tengah, baik yang memang baru maupun realokasi dari daerah lain. Ada beberapa kawasan industri di Jawa Tengah yang laris manis diburu investor untuk merealisasikan rencana tersebut.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pun berambisi menjadikan Jawa Tengah sebagai basis industri padat karya (Labour Intensive) untuk menyerap banyak tenaga kerja dan mensejahterakan masyarakat. Sementara wilayah yang cocok untuk industri padat modal (Capital Intensive), dia bilang, lebih baik ada di Ibukota.

"Betul, saya harap jadi Labour Intensive, karena banyak pengangguran di Jawa Tengah. Jika ada industri besar masuk dan menyerap tenaga kerja, rakyat bisa terlibat dan dapat manfaatnya. Sedangkan kalau Capital Intensive, di Jakarta saja deh, sebab kami butuh itu supaya bisa rakyat mendapatkan hak bekerja dan kehidupan yang layak," tegas dia kepada wartawan di Jakarta, Kamis (18/12/2014).

Katanya, sudah banyak calon penanam modal yang berdiskusi dengan pemeirntah provinsi untuk berinvestasi di jawa Tengah. Sayangnya, Ganjar belum mengetahui ada perusahaan padat karya yang berminat merealokasi pabrik ke Jawa Tengah.

Selama ini, provinsi yang beribukota di Semarang tersebut dikenal investor sebagai daerah yang menetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP) paling rendah, sehingga menarik para penanam modal.

"Saya belum tahu soal itu, karena belum nyuratin saya kalu mau pindah. Tapi yang minat banyak, secara sporadis minimal ada yang datang cuma hai, bertanya dulu, dan ada yang sudah mulai mengurus, serta ada yang mulai serius bicara administrasinya," terang dia.

Jawa Tengah, tutur Ganjar, mempunyai kawasan industri yang saat ini paling laku diminati investor. Tepatnya di Semarang Raya dan Solo Raya mengingat sudah terbangun infrastruktur memadai yang dibutuhkan setiap investor.

"Paling laku di Semarang Raya dan Solo Raya. Memang investor mau investasi di tempat yang tidak ada listriknya? Jalan tidak bagus? Tidak dilewati rel? Pelabuhan jauh sehingga memakan biaya besar?" ucapnya.

Potensi kawasan lain yang cocok untuk berinvestasi di Jawa Tengah, Ganjar menyebut ada di Kendal, Demak, Pemalang, Pekalongan dan Cilacap. Seluruh daerah itu sudah terbangun infrastruktur relatif cukup bagus.

Atas ambisi itu, tegas dia, pemeirntah provinsi akan mendorong percepatan izin usaha sesuai perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hanya saja, permasalahan saat ini harus mensinkronisasikan regulasi dan sikap politik terhadap proses pengambilan keputusan dalan perizinan investasi.

"Perizinan tidak bertele-tele lagi. Makanya izin yang kebanyakan wewenang Bupati harus disederhanakan dan dipercepat. Mereformasi birokrasi, dan melalui pola online karena sebenarnya banyak cara yang bisa dicontek," tandas Ganjar. (Fik/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya