Mendag Tuding Pedagang Permainkan Harga Beras

Penghapusan subsidi beras atau beras miskin (raskin) tidak berpengaruh signifikan terhadap melambungnya harga beras di pasaran.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 29 Des 2014, 20:35 WIB
Diterbitkan 29 Des 2014, 20:35 WIB
Sulteng Dapat Bantuan 2.000 Ton Beras
Pasokan beras tersebut berkaitan dengan tingkat penyerapan beras di Sulteng.
Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah merasa heran dengan kenaikan harga beras secara perlahan, mengingat stok beras di gudang Bulog sangat mencukupi. Pihaknya menuding ada pedagang yang mempermainkan harga beras.
 
"Stok beras cukup, tapi saya heran kok harganya naik walaupun masih dalam batas wajar. Setiap akhir tahun memang naik," ujar Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (29/12/2014). 
 
Dia menuding, kenaikan harga beras disebabkan ulah pedagang. Namun Rachmat enggan menjelaskan secara detail mengenai hal tersebut. "Tolong dibantu pedagang-pedagang beras pada main (harga)," tegasnya. 
 
Menurutnya, penghapusan subsidi beras atau beras miskin (raskin) tidak berpengaruh signifikan terhadap melambungnya harga beras di pasaran. Kendati demikian, Rachmat memastikan, pemerintah tak ada impor beras ke Tanah Air. 
 
"Nggak ada impor beras. Kalau kondisi sulit baru kita impor. Sekarang masih surplus 6 bulan," ucap dia. 
 
Di sisi lain, lanjutnya, pemerintah sangat mencermati kenaikan harga cabai cukup tajam. Pemerintah berupaya mendorong produksi cabai melalui perkebunan cabai. "Solusinya di tahun depan, kita dorong perkebunan cabai," cetus Rachmat. (Fik/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya