Harga Premium Eceran di Pekanbaru Sentuh Rp 20.000 per Liter

Pedagang BBM eceran membantah kalau dirinya menimbun premium menjelang penurunanan harganya.

oleh M Syukur diperbarui 05 Jan 2015, 14:26 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2015, 14:26 WIB
Ilustrasi Bensin Eceran
Ilustrasi Bensin Eceran (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Pekanbaru - Keputusan Pemerintah Indonesia menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dan solar, ternyata tak menjamin ketersediannya. Hal ini dapat dilihat dari langkanya premium dan solar di sejumlah SPBU yang ada di Pekanbaru dan Kabupaten Kampar.

Tak hanya di SPBU, kelangkaan juga terjadi di pedagang eceran. Di beberapa lokasi yang masih mempunyai persediaan, pedagang eceran membandrol premium di harga Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu per liter.

Salah seorang pedagang BBM eceran di Jalan Lintas Petapahan Pekanbaru, Dasmiati menjelaskan, dirinya menjual premium dengan harga Rp 20 ribu per liter karena BBM tersebut merupakan stok sebelum pemerintah menurunkan harganya.

"Ini stok lama sewaktu harganya masih Rp 8.500 per liter. Karena susah mendapatkannya di SPBU dan banyak yang nyari, harganya dinaikkan. Ini kesempatan bagi kami," katanya ditemui wartawan di jalan tersebut, Senin (05/01/2014).

Pedagang ini membantah kalau dirinya menimbun premium menjelang penurunanan harganya. Namun ia tak menampik, kalau ada prediksi akan terjadi kelangkaan begitu harganya turun.

"Saya sudah lama menjadi pengecer. Dan setiap terjadi perubahan premium ataupun solar, selalu ada kelangkaan. Keadaan ini biasanya dimanfaatkan pengecer menaikkan harga, karena di SPBU stoknya kosong," jelas Dasmiati.

Pantauan wartawan, kelangkaan terjadi di SPBU Jalan Air Hitam, sebelum terminal AKAP, SPBU Bangkinang, Air Tiris, Salo dan Rantau Merangin Kecamatan Kuok. Beberapa SPBU tersebut hanya menjual solar.

Seorang warga Bangkinang, Andre mengungkapkan, dirinya sangat  sulit mendapatkan premium di Kota Bangkinang, baik di SPBU maupun di pedagang eceran.

Kondisi ini membuat dirinya tak keluar rumah, karena ia takut mobilnya kehabisan bahan bakar dan sulit menemukan premuim.

"Kami juga pernah membeli premium dengan harga Rp 15 ribu per liter di Kecamatan Bangkinang dan hal tersebut terpaksa kami beli,” terangnya.

Ander mengaku heran dengan kondisi ini, apalagi harga premuim sudah diturunkan pemerintah. "Seharusnya tak terjadi kelangkaan karena harganya sudah turun. Pemerintah diharap mengatasi masalah ini, jangan sampai berlarut," ucapnya.

Pernyataan yang sama juga disampaikan warga Kuok, Rudi. Dia menerangkan, sudah empat hari terahkir beberapa SPBU di Kampar kehabisan premium.

"Kelangkaan tersebut membuat warga gelisah, karena tidak bisa berpegian kerja kerana sepeda motor kehabisan minyak. Kelangkaan juga terjadi di pedagang eceran. Sabtu (03/01/2014) malam, minyak sempat datang di beberapa SPBU, tetapi tidak bertahan lama dan diserbu oleh masyarakat untuk mendapatkan premium," pungkas Rudi. (M Syukur/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya