Pemerintah Enggan Hidupkan Merpati Lagi?

Permasalahan Merpati harus segera dicari jalan keluarnya. Namun bukan berarti menghidupkan kembali perusahaan penerbangan tersebut.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 06 Jan 2015, 19:50 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2015, 19:50 WIB
Pesawat Merpati
Liputan6.com, Jakarta - Meski sudah berganti pemerintahan, nasib PT Merpati Nusantara Airline (MNA) kian suram. Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) semakin menutup pintu skenario penyelamatan bagi maskapai penerbangan pelat merah ini. 
 
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil mengungkapkan, permasalahan Merpati harus segera dicari jalan keluarnya. Namun bukan berarti menghidupkan kembali perusahaan penerbangan tersebut. 
 
"Kalau sekarang agak berat menghidupkan Merpati kembali. Tapi kita harus segera mencari solusinya, menuntaskan permasalahan ini segera," terang dia kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Selasa (6/1/2015). 
 
Sofyan beralasan, Merpati sulit beroperasi dan terbang tinggi lagi lantaran kompetisi di industri penerbangan Tanah Air kian sengit. Apalagi dolar Amerika Serikat (AS) semakin perkasa. 
 
"Kenapa nggak bisa hidup lagi karena kompetisi perusahaan penerbangan sekarang ini luar biasa. Dan perusahaan ini (Merpati) sudah lama berada dalam kesulitan," paparnya. 
 
Solusi atas kasus utang Merpati hingga Rp 7 triliun itu, menurut dia, merupakan wewenang dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno.
 
Yang jelas, Sofyan bilang, penyuntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) bagi perusahaan pelat merah tahun ini sebesar Rp 30 triliun tidak termasuk Merpati.  
 
"Kita harus carikan jalan bagaimana bisa menyelesaikan masalah ini one for all. Tapi nggak masuk Rp 30 triliun. Nanti kita lihat usulan Menteri BUMN," tegasnya. (Fik/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya