Liputan6.com, Jakarta - Meski sudah berganti pemerintahan, nasib PT Merpati Nusantara Airline (MNA) kian suram. Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) semakin menutup pintu skenario penyelamatan bagi maskapai penerbangan pelat merah ini.Â
Â
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil mengungkapkan, permasalahan Merpati harus segera dicari jalan keluarnya. Namun bukan berarti menghidupkan kembali perusahaan penerbangan tersebut.Â
Â
"Kalau sekarang agak berat menghidupkan Merpati kembali. Tapi kita harus segera mencari solusinya, menuntaskan permasalahan ini segera," terang dia kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Selasa (6/1/2015).Â
Â
Sofyan beralasan, Merpati sulit beroperasi dan terbang tinggi lagi lantaran kompetisi di industri penerbangan Tanah Air kian sengit. Apalagi dolar Amerika Serikat (AS) semakin perkasa.Â
Â
"Kenapa nggak bisa hidup lagi karena kompetisi perusahaan penerbangan sekarang ini luar biasa. Dan perusahaan ini (Merpati) sudah lama berada dalam kesulitan," paparnya.Â
Â
Solusi atas kasus utang Merpati hingga Rp 7 triliun itu, menurut dia, merupakan wewenang dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno.
Â
Yang jelas, Sofyan bilang, penyuntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) bagi perusahaan pelat merah tahun ini sebesar Rp 30 triliun tidak termasuk Merpati. Â
Â
"Kita harus carikan jalan bagaimana bisa menyelesaikan masalah ini one for all. Tapi nggak masuk Rp 30 triliun. Nanti kita lihat usulan Menteri BUMN," tegasnya. (Fik/Nrm)