RI Bidik Rp 37,9 Triliun dari Keruk Emas Tahun Ini

Pemerintah menargetkan penerimaan devisa dari pertambangan komoditas emas sekitar US$ 3 miliar atau setara Rp 37,9 triliun pada 2015.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 09 Jan 2015, 09:49 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2015, 09:49 WIB
Ilustrasi Emas
Ilustrasi Emas (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta- Pemerintah menargetkan penerimaan devisa negara dari hasil pertambangan komoditas emas sekitar US$ 3 miliar atau setara Rp 37,9 triliun (kurs: Rp 12.644 per dolar AS) pada 2015.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementeria Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) R. Sukhyar mengatakan, target produksi emas tahun ini, angkanya tidak jauh berbeda dengan realisasi tahun lalu sebesar 69.361 kilogram (Kg).

"Tidak jauh beda sama produksi 2014 sekitar 60 kg," kata Sukhyar, di Jakarta, Jumat (9/1/2014).

Menurut Sukhyar, jika produksi tersebut terealisasi dan dieskpor maka pendapatan negara dari devisa ekspor emas mencapai sekitar US$ 3 miliar. Namun ia mengkhawatirkan harga emas kembali jatuh tahun ini.

"kalau devisa emas kali lima saja, hasilnya US$ 3 miliar. Harga juga lagi jatuh," ungkap Sukhyar.

Sebelumnya Sukhyar menuturkan, produksi emas 2014 mencapai 69.361 kg.  Produksi emas 2014 tersebut disumbang dari perusahaan tambang pemegang Kontrak Karya PT Freeport Indonesia, PT Aneka Tambang, G-Resouce dan PT Agincourt.

Sukhyar menambahkan, untuk produksi konsterat tembaga pada 2014 mencapai 1.844.203 ton, sedangkan produksi perak mencapai 226.989 kg.

"Kalau tembaga Freeport dan Newmont Nusa Tenggara," tutup Sukhyar. (Pew/Ndw)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya