Debat Pertumbuhan Ekonomi RI, DPR Tagih Janji Kampanye Jokowi

DPR berharap, angka pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8 persen dapat terealisasi di tahun ini diiringi penurunan tingkat pengangguran.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 26 Jan 2015, 21:59 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2015, 21:59 WIB
Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi
Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rapat kerja pembahasan asumsi ekonomi makro pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015, DPR menagih janji kampanye Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mencetak target pertumbuhan ekonomi 7 persen sampai 8 persen setiap tahun. Sementara pemerintah mematok asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada level 5,8 persen di 2015.

Hal itu disampaikan Anggota Komisi XI DPR, Evi Zainal Abidin dari Fraksi Demokrat saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Senin (26/1/2015) malam. Dia memandang, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,8 persen merupakan angka berani yang ditargetkan pemerintah di tengah perlambatan ekonomi dunia.

Lebih jauh dijelaskannya, IMF telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 3,8 persen menjadi 3,5 persen. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran termasuk ekonomi negara berkembang, khususnya Indonesia.

"Angka ini jika melihat kondisi yang ada sekarang, adalah angka yang berani. Tapi kalau bukan berani, berarti bukan kabinet kerja namanya. Jadi target pertumbuhan ekonomi nggak ada koreksi dari fraksi kami tetap 5,8 persen. Kami setuju," tegasnya.

Namun dia mengaku teringat janji Presiden Jokowi saat menggambar gemborkan pertumbuhan ekonomi yang bisa dicetak 7 persen sampai 8 persen per tahun. Bahkan diharapkan tembus dua digit. "Sebenarnya Fraksi kami berharap angka pertumbuhan ekonomi lebih tinggi sesuai janji kampanye lalu 7 persen-8 persen, dan pernah terucap dua digit," jelas dia.

Evi berharap, angka pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8 persen dapat terealisasi di tahun ini diiringi penurunan tingkat pengangguran, penciptaan lapangan kerja. "Kami nggak ingin angka pertumbuhan ini untuk gagah-gagahan, karena ini pertumbuhan ekonomi ini adalah presentasi terciptanya lapangan kerja baru untuk rakyat. Tapi kami tetap berharap pada Kabinet Kerja, dunia boleh pesimis tapi Indonesia nggak boleh," tukasnya.  (Fik/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya