Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan pertumbuhan ekspor non-migas bisa meningkat hingga 300 persen pada 2019.
Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan (BP2KP) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tjahja Widayanti mengatakan target peningkatan dari ekspor akan dihitung mulai 2013.
"Bahwa base perhitungan ini bukan di 2014 karena ketika melakukan analisa belum full year. Sehingga dasar angkanya menggunakan 2013 karena sudah full year," ujarnya di Kantor Kemendag, Jakarta Pusat, Senin (2/2/2015).
Dia menjelaskan pada 2015 Kemendag menargetkan ekspor non-migas sebesar US$ 192,9 miliar, 2016 sebesar US$ 255,6, 2017 sebesar US$ 322,2 miliar, 2018 sebesar US$ 391,5 miliar sehingga pada 2019 ditergetkan mencapai US$ 458,8 miliar.‬
‪"Kalau dilihat dari 2013 peningkatannya ini sudah 300 persen," lanjut dia.
Tjahja mengungkapkan, untuk mencapai target ekspor tersebut dibutuhkan investasi secara total mencapai US$ 211,5 miliar. Dengan rincian, investasi yang dibutuhkan pada 2015 US$ 46,5 miliar, 2016 US$ 54 miliar, 2017 sebesar US$ 38,7 miliar, 2018 US$ 36,9 miliar dan 2019 sebesar US$ 35,4 miliar.
"Kemudian nilai investasi yang dibutuhkan bertahap dihitung yang dibutuhkan berapa. Silakan saja kalau investasi bisa diakumulasikan, ada US$ 200 miliar investasi yang dibutuhkan untuk mencapai 458,8 miliar," jelasnya.
Selain itu juga akan ada nilai tambah (value added) yang diterima atas kenaikan ekspor ini jika dilihat dari sisi tenaga kerja. Jadi di 2015 dengan peningkatan ekspor bisa menyerap 5 juta orang, 2016 bisa menyerap 6 juta orang, dan 2017 menyerap 5 juta orang, 2018 menyerap 4 juta orang dan 2019 menyerap 3 juta orang.
"Setelah tahu akhirnya dicoba diperinci, kita lihat satu per satu masing-masing industri, komoditi targetnya berapa. Seperti elektronik target di 2019 itu harus bisa mencapai US$ 64,3 miliar. Ini semua sudah dikonfirmasi ke pelaku usahanya," tandasnya. (Dny/Nrm)
Mendag Ancang-ancang Ekspor RI Melonjak 300% di 2019
Target peningkatan dari ekspor akan dihitung mulai 2013.
diperbarui 02 Feb 2015, 19:20 WIBDiterbitkan 02 Feb 2015, 19:20 WIB
Di pasar tersebut, Mendag Rachmat Gobel melakukan peninjauan harga terkait dampak kenaikan BBM, Jakarta, Selasa (25/11/2014). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Mimpi Mantan Pacar Menurut Islam: Tafsir dan Maknanya
5 Pernyataan Pramono Anung saat Debat Ketiga Pilkada Jakarta 2024, Sebut Satukan Ahokers dan Anak Abah Anies
5 Wilayah Studi Favorit Pelajar Indonesia di Amerika Serikat
90 Kata-Kata Buat Suami Tersayang yang Ultah, Bikin Makin Cinta dan Terharu
Potret Geng Motor Baru Andre Taulany 'Bedain', Kolaborasi Bareng Komika Naik Daun
VIDEO: Miris! Oknum Suporter Suruh Pendukung Jepang Bersihkan Sampah di Stadion GBK
Cara Praktis Menghitamkan Uban Secara Alami dengan Bahan Rempah Dapur Ini
Cara Pembuatan Ecobrick: Solusi Kreatif Atasi Sampah Plastik
Indikator Kinerja Utama OJK Kuartal III 2024 Sentuh 90,69%
Persoalan Pilkada Picu Carok di Sampang Tewaskan 1 Orang, Pemprov Jatim Turun Tangan
Geely Kasih Bocoran Mobil yang Bakal Dijual di Indonesia
Survei Pilkada Kota Bogor, Elektabilitas Dedie-Jenal Unggul Jelang Pencoblosan