Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mengungkapkan, program perlindungan transaksi non tunai bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang baru saja dijalin oleh tiga lembaga dan satu kementerian dapat meningkatkan devisa negara hingga 300 persen.
Kepala BNP2TKI, Nurson Wahid mengungkapkan, transaksi devisa yang dilakukan oleh para TKI dalam setahun kurang lebih sebesar US$ 7,7 miliar atau mencapai US$ 700 juta per bulan. "Pengiriman tersebut dilakukan oleh sekitar 5 juta TKI," kata Nusron, di Kantor Bank Indonesia, Jakarta, Senin (16/2/2015).
Menurut Nusron sebelum program perlindungan transaksi non tunai bagi TKI diberlakukan, rata-rata seorang TKI akan mengirim US$ 1.700. Namun dengan diberlakukannya program perlindungan transaksi non tunai tersebut rata-rata yang dikirimkan oleh para TKI bisa meningkat menjadi US$ 3.000.
Untuk menjalankan program perlindungan tersebut, BNP2TKI akan memberdayakan tiga bank yang bernaung di bawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk.
Dengan bertambahnya jumlah transaksi devisa yang dilakukan oleh para TKI dan fasilitas pengiriman yang menggunakan bank pemerintah tersebut ada potensi peningkatan devisa negara hingga mencapai 300 persen atau devisa dari TKI bisa mencapai US$ 23,1 miliar dalam setahun.
"Bank yang sudah masuk melakukan BRI. Kami harapkan BNI sudah bergerak, Mandiri sudah bergerak, ini akan meningkatkan devisa kita yang bisa meningkat 300 persen," tuturnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Ketenagakerjaan, dan BNP2TKI bekerjasama dalam perlindungan transaksi non-tunai untuk TKI ke keluarga.
Gubernur Bank Indonesia, Agus DW Martowardojo mengatakan, kerja sama tersebut untuk mendorong perluasan akses dan layanan sektor keuangan untuk TKI untuk meningkatkan kesejahteraan TKI.
"Kerja sama untuk meningkatkan koordinasi secara terpadu dalam mengimplementasikan penggunaan layanan non-tunai dengan aman, efisien, transparan untuk melindungi dan meningkatkan akses keuangan bagi TKI dan keluarganya," kata Agus.
Agus mengungkapkan, kerja sama ini merupakan bagia dari Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) agar masyarakat mulai terbiasa melakukan transaksi keuangan dengan sistem non-tunai. Pasalnya, penggunaan transaksi non-tunai ini merupakan salah satu prasarat untuk menjadi negara maju.
Dengan kerjasama ini, lanjut dia, lembaga-lembaga terkait berkomitmen untuk mendorong GNNT terutama dalam hal layanan penempatan dan perlindungan TKI dari sisi transaksi keuangan. (Pew/Gdn)
Transaksi Non Tunai Dilindungi, Devisa dari TKI Melonjak 300%
Transaksi devisa yang dilakukan oleh para TKI dalam setahun kurang lebih sebesar US$ 7,7 miliar
diperbarui 16 Feb 2015, 15:13 WIBDiterbitkan 16 Feb 2015, 15:13 WIB
Nusron Wahid bergegas meninggalkan gedung KPK usai berdiskusi mengenai kajian KPK terkait pengelolaan tenaga kerja Indonesia, Jakarta, Jumat (5/12/2014). (Liputan6.com/Miftahul Hayat)
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Rupiah Perkasa Sambut Pilpres AS 2024, Bagaimana Prediksi Rabu 6 November 2024?
999+ Saran Nama FF Keren dan Unik untuk Nickname Game
Cara Menghilangkan Masuk Angin yang Efektif dan Aman, Mudah Dipraktikkan
Saksikan Sinetron Saleha Episode Selasa 5 November 2024 Pukul 18.15 WIB di SCTV, Simak Sinopsisnya
Profil Steven Kandouw: dari DPRD ke Pilgub, Sosok Visioner untuk Sulut
Cara Agar Cacar Air Cepat Keluar Semua: Panduan Lengkap Penanganan dan Penyembuhan
Mafia Impor Jadi Benalu Swasembada Pangan, Siap-Siap Dibasmi
Deretan Gurita Bisnis dan Sumber Kekayaan Sule Sang Komedian Kondang, Kerja Kerasnya Perlu Ditiru
Ariana Grande Dandan bak Glinda Si Penyihir Baik, Pakai Berlian 100 Karat
Kronologi Pengungkapan Kasus Judi Online Seret 11 Pegawai Komdigi
Ari Lasso Klarifikasi Kabar Perceraian dengan Vitalia, Jelaskan Alasan Pisah Ranjang dan Bantah Kabar Orang Ketiga
Saksikan Mega Series Magic 5, di Indosiar, Selasa 5 November 2024, via Live Streaming Pukul 18.00 WIB