Fenomena Batu Akik Jadi Sorotan Menko Perekonomian

Tidak hanya orang tua, namun kawula muda sekarang pun turut mengenakan batu dengan corak yang khas tersebut.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 17 Feb 2015, 22:10 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2015, 22:10 WIB
Kian Populer, Pusat Penjualan Batu Akik Diserbu Kolektor
Demam batu akik membuat Pemerintah Kota Gorontalo meminta pedagang urus ijin dagang batu.

Liputan6.com, Jakarta - Menjamurnya batu akik menjadi fenomena unik di masyarakat. Tidak hanya orang tua, namun kawula muda sekarang pun turut mengenakan batu dengan corak yang khas tersebut.

Namun begitu, fenomena batu akik menjadi permasalahan tersendiri. Pasalnya, beredar isu melimpahnya batu akik membuat masyarakat yang berprofesi sebagai petani beralih penambang batu akik.

Tentu saja, hal tersebut disikapi serius oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil. Dia berpendapat, yang mendorong beralihnya  profesi karena hasil yang diberikan dari tambang batu akik lebih besar.

"Ya kalau batu akik bisa bikin duit lebih banyak kenapa nggak. Nanti diberesin lagi," kata di Jakarta, Selasa. (17/2/2015).

Dia mengatakan, memang dalam jangka waktu lima sampai 10 tahun jutaan petani meninggalkan lahan mereka.

"Sekarang ini dalam 5 sampai 10 tahun terakhir, 5 juta keluarga petani meninggalkan sawah dan pertanian. Itu tren yang umum di mana-mana," imbuhnya.

Maka dari itu, untuk mengembalikan kondisi di mana para petani kembali ke sawah mesti memberikan insetif. Dia mengatakan, salah satu yang dilakukan pemerintah ialah pemberian  alat produksi pertanian (alsintan).

Kemudian, perlunya restukurisasi lahan pertanian. "Nanti suatu saat barangkali kita perlu restrukturisasi persawahan jangan lagi sawah-sawah yang kecil, supaya bisa lebih meningkatkan investasi," tandas dia. (Amd/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya