Liputan6.com,Jakarta - Penurunan harga minyak dunia hingga di bawah US$ 50 per barel dalam beberapa bulan terakhir, mulai berdampak terhadap perusahaan minyak di dunia, salah satunya PT Pertamina (Persero).
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, berbagai langkah penyesuaian dilakukan di awal realisasi Rencana Kerja 2015 agar postur biaya tetap bugar hingga tutup tahun nanti.
"Dari sisi hulu yang kinerjanya dinilai lewat peningkatan produksi dan tambahan cadangan," kata Syamsu, di Jakarta, Selasa (24/2/2015).
Meski demikian, Syamsu menegaskan, penurunan harga minyak mentah belakangan ini, tidak mengendorkan kegiatan eksplorasi, meski penyesuaian strategi untuk lokasi-lokasi siap bor secara arif dan jeli perlu direkalkulasi dengan rinci lewat berbagai aspek.
"Baik sisi operasi maupun penyediaan material penunjang," ungkapnya.
Sementara itu, berbagai rencana studi dan evaluasi potensi eksplorasi untuk melihat lapangan baru baik di wilayah mature eksplorasi, Indonesia Bagian Barat maupun dalam cekungancekungan sedimen di Indonesia Bagian Timur tetap konsisten dilakukan.
“Kita wajib mendapatkan sebanyak-banyaknya cadangan 2C, contingency resources, dan harus diyakinkan bahwa itu merupakan angka yang pasti, sehingga nanti saat harga minyak sudah mulai membaik kita sudah siap untuk melakukan produksi,” tutur dia.
Kinerja eksplorasi migas Pertamina, pada 2014 kemarin mengukir aneka kesuksesan. Hal ini tercermin lewat raihan tambahan cadangan baru migas sekitar 198 juta barel setara minyak (BOE).
Postur performance eksplorasi demikian, naik sekitar 70 persen jika dibandingkan dengan temuan 2013 sebesar 116 juta BOE.
“Keberhasilan fungsi eksplorasi tahun lalu cukup signifikan. Karena itu tingkat keyakinan kita bertambah, bahwa untuk 2015 ini kesuksesan yang sama optimis dapat kita raih pula,” pungkasnya. (Pew/Nrm)