RI Ajak Jepang Investasi di Sektor Listrik dan Infrastruktur

Kawasan Chubu merupakan salah satu basis industri yang terpenting di Jepang dengan kekuatan sektor otomotif.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 26 Feb 2015, 15:46 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2015, 15:46 WIB
Jam Kerja Karyawan Jepang yang Kelewat Panjang
Anda mungkin sering mendengar tentang budaya gila kerja masyarakat Jepang. Tapi apa dampaknya dan kebijakan yang diambil?

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia mendorong dunia usaha Chubu untuk terus meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi dengan Indonesia.

Hal itu disampaikan Duta Besar RI untuk Jepang Yusron Ihza Mahendra pada pertemuan Aichi-Nagoya Forum for International Network and Exchange (ANNIE). Forum itu diselenggarakan pemerintah prefektur Aichi bekerja sama dengan Kadin Nagoya dan Federasi Bisnis Chubu di Nagoya.

Dalam paparannya di acara tersebut, Yusron mengungkapkan lima alasan mengapa Jepang perlu meningkatkan kerja sama dengan Indonesia. Pertama, Indonesia merupakan satu di antara sedikit negara  di Asia Pasifik yang mampu memadukan pertumbuhan ekonomi dengan stabilitas dan demokrasi. Ketiga hal ini merupakan prasyarat bagi bisnis yang berkesinambungan.

"Karenanya semua pihak yang ingin mencapai kesinambungan usaha harus masuk ke Indonesia," ujar Yusron, dalam keterangan yang diterbitkan, Kamis 926/2/2015).

Kedua, jumlah kelas menengah Indonesia yang terus berkembang pesat. Menurut penelitian Boston Consulting Group, jumlah kelas menengah Indonesia akan terus tumbuh dari 90 juta jiwa saat ini menjadi 141 juta jiwa pada 2020.

"Penelitian yang sama juga menyebutkan kalau pertumbuhan itu terjadi secara merata di seluruh wilayah Indonesia, tidak terpusat di wilayah tertentu saja. Dunia usaha Jepang perlu memanfaatkan keunggulan demografis mengingat tidak banyak negara lain di dunia yang dapat menawarkan keunggulan serupa," kata Yusron.

Selain itu, Indonesia dengan posisi strategis, memiliki kekayaan alam melimpah dan jumlah penduduk besar dapat memainkan peran ganda sebagai basis produksi bagi konsumsi domestik dan pasar ekspor.

"70 persen dari investor Jepang di Indonesia menggunakan Indonesia tidak hanya sebagai basis konsumsi dalam negeri melainkan juga mengekspor produk yang dihasilkan," tutur Yusron.

Keempat, Indonesia telah menjadikan pembangunan infrastruktur dan energi sebagai prioritas pembangunan ke depan. "Penghapusan subsidi BBM merupakan contoh nyata yang telah memungkinkan tidak kurang dari Rp 120 triliun setiap tahun untuk dialokasikan sebagai dana tambahan bagi pembangunan infrastruktur," ujar Yusron.

Kelima, Yusron mengungkapkan, berdasarkan survei BBC, 82 persen responden Indonesia memiliki pandangan positif atas Jepang. Ini merupakan angka tertinggi dari seluruh negara yang disurvei. "Dengan masuk ke Indonesia, dunia usaha Jepang akan beroperasi di negara yang ramah terhadap operasi perusahaan Jepang dan memandang Jepang sebagai sahabat," kata Yusron.

Yusron menuturkan, ada empat hal yang diharapkan Indonesia dari Jepang untuk penguatan kerja sama mendatang. Pertama, Jepang harus menjadi mitra pembangunan yang dapat diandalkan. Kedua, Indonesia ingin meningkatkan kerja sama di sektor maritim. Ketiga, Jepang perlu memberi kontribusi pada pembangunan infrastruktur dan energi listrik di Indonesia.

Keempat, Indonesia mendorong agar investasi Jepang di Indonesia adalah investasi yang berkualitas yang menghasilkan produk berorientasi ekspor dan meningkatkan kapasitas industri Indonesia.

Adapun Forum ANNIE dihadiri lebih dari 200 peserta dari berbagai perusahaan yang berbasis di Chubu termasuk Gubernur Prefektur Aichi Hideaki Ohmura, Ketua Kadin Nagoya Tokuichi Okaya, dan Ketua Federasi Bisnis Chubu Toshio Mita.

Kawasan Chubu merupakan salah satu basis industri terpenting di Jepang dengan kekuatan sektor otomotif, besi baja, permesinan dan heavy industries. Kawasan ini memiliki penduduk 21 juta jiwa dengan GDP regional senilai US$ 720 miliar. (Amd/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya