Bank Syariah Harus Bersatu Sokong Target Jokowi

Lembaga Penjamin Simpanan menilai, aksi peleburan bank syariah juga perlu ditambah kucuran modal dari pemerintah.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 08 Mar 2015, 17:00 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2015, 17:00 WIB
Ilustrasi Bank
Ilustrasi Bank

Liputan6.com, Jakarta - Rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menggabungkan bank-bank syariah pelat merah di Indonesia mendapat dukungan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Lantaran, merger ini akan menyokong pertumbuhan ekonomi Indonesia lima tahun ke depan.

Anggota Dewan Komisioner LPS, Fauzi Ichsan mengungkapkan, merger perbankan syariah BUMN maupun swasta sangat penting untuk merealisasikan target pertumbuhan ekonomi negara ini sebesar 7 persen seperti cita-cita Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Pada intinya secara makro, merger dan akuisisi sangat dibutuhkan supaya sektor perbankan kita lebih besar. Untuk merealisasikan pertumbuhan ekonomi 4 tahun-5 tahun ke depan," ujar dia saat berbincang di Jakarta, seperti ditulis Minggu (8/3/2015).

Fauzi menambahkan, aksi peleburan bank syariah perlu ditambah kucuran atau suntikan modal dari pemerintah untuk bank syariah BUMN.

"Nah kalau isunya yang mau nyuntik modal itu adalah asing, tentu ada kendala tersendiri karena ada asas resiprokal. Modal perbankan harus kuat, tapi kriteria merger masuk teritori OJK," sambungnya.

Menurut dia, mencari investor lokal yang sanggup menyuntikkan modal pada bank syariah bukan perkara mudah. Kata Fauzi, industri perbankan Indonesia sangat teregulasi aturan ketat paska krisis keuangan dunia pada 2008 lalu.

"Bagi banyak pemilik modal lokal memiliki bank itu terlalu berisiko tinggi, regulasinya ketat dan untungnya nggak cepat dibanding real estate," ujar mantan Kepala Ekonom Standard Chartered Bank itu.

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad mengungkapkan, pihaknya masih berkoordinasi dengan Menteri BUMN Rini Soemarno dalam upaya merger bank syariah BUMN.

"Dengan Bu Rini sudah ada kesepakatan melakukan itu (merger), tapi kan tidak mudah harus dibicarakan dulu. Untuk sementara ini (bank syariah) BUMN dulu," ucapnya.

Penggabungan bank syariah dinilai Muliaman, sangat mendesak supaya Indonesia memiliki perbankan syariah berskala besar. Tujuannya untuk memberikan sumbangsih lebih besar kepada perekonomian Indonesia.

"Kalau sendiri-sendiri tidak bisa banyak kontribusinya ke perekonomian, jadi terbatas. Kami juga nanti minta pemerintah menambah modal biar jadi bank BUMN," tukas Muliaman. (Fik/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya