Pengusaha Sulit Raih Modal Bank untuk Kembangkan Energi Biogas

Tarif listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik biogas dinilai sudah menguntungkan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 20 Mar 2015, 13:50 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2015, 13:50 WIB
Ilustrasi Kadin Indonesia
Ilustrasi Kadin Indonesia (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (KADIN) menyatakan kesulitan mendapatkan suntikan dana dari bank untuk mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT).

Ketua Komite Tetap Energi Baru dan Terbarukan Kadin, Harry Salman Sohar mengatakan, Indonesia memiliki potensi besar EBT, terutama biogas.

"Produksi biogas tersebar dan melimpah di seluruh wilayah Indonesia," kata Harry dalam acara Biogas Indonesia Forum 2015, di Jakarta, Jumat (20/3/2015).

Namun, pengusaha kesulitan mendapat modal khususnya dari pihak perbankan untuk mengembangkan energi yang bahan bakunya berasal dari sampah tersebut. "Masalah utama perbankan, sampai saat ini perbankan kurang membantu," ungkapnya.

Menurut Harry, saat ini tidak hanya perusahaan besar saja yang berminat dalam mengembangkan energi tersebut tetapi Usaha Kecil Menengah (UKM) juga sudah mulai tertarik. Karena itu, para pelaku usaha menginginkan kemudahan dalam mendapatkan modal.

"Di daerah banyak UKM seperti ini tidak hanya perusahaan besar saja. Untuk mengembangkan ini butuh dana perbankan," ujar Harry.

Pengusaha juga menginginkan insentif yang diberikan pemerintah, berupa pemotongan pajak pengadaan mesin. Sedangkan untuk tarif listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik biogas, Harry mengakui sudah menguntungkan.

"Tarif lumayan, tapi pajak diturunkan pendekatan pengusaha kalau visibel kenapa tidak?," pungkasnya.

Pengembangan biogas diperkuat dengan Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Nomor 27 Tahun 2014 tentang pembelian tenaga listrik dan pembangkit listrik tenaga bio massa dan pembangkit listrik tenaga biogas. (Pew/Ahm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya