Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, tingkat melek literasi keuangan penduduk Indonesia saat ini terhitung masih rendah. Data OJK 2013 mengungkapkan bahwa tingkat melek keuangan laki-laki mencapai 25 persen sedangkan perempuan 19 persen. Sedangkan tingkat melek literasi keuangan masyarakat Indonesia secara keseluruhan hanya 22 persen.
Deputi Komisioner Bidang Edukasi Perlindungan Konsumen OJK, Sri Rahayu Widodo mengatakan, minimnya tingkat pemahaman keuangan khususnya perempuan disebabkan oleh rendahnya pendidikan.
"Tingkat literasi nasional 22 persen sedangkan khusus wanita lebih rendah literasinya yaitu 19 persen. Banyak wanita Indonesia yang tingkat pendidikan masih rendah di timur area pedesaan akses keuangan rendah," kata dia, di Jakarta, Rabu (15/4/2015).
Padahal, seharusnya hal itu tidak terjadi. Dia mengatakan, peranan perempuan sangat besar apalagi dalam menentukan masa depan keluarga. "Karena wanita kan menteri keuangan keluarga. Wanita harus cerdas, dalam mengelola keuangan keluarga, tabungan, sekolah," imbuhnya.
Dia mengatakan, OJK akan terus melakukan pendalaman literasi keuangan melalui edukasi. OJK akan menggandeng pemerintah, kementerian dan lembaga-lembaga terkait. "target kami literasi nasional naik 2 persen tiap tahun," tutur Sri.
Salah satu cara yang dilakukan oleh OJK untuk meningkatkan literasi keuangan adalah menyelenggarakan kegiatan Pasar Keuangan Rakyat. Dalam acara ini, OJK dengan 244 pelaku usaha jasa keuangan memperkenalkan produk dan jasa keuangan, khususnya untuk masyarakat menengah ke bawah.
Acara tersebut digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat. Acara tersebut sebenarnya merupakan salah satu bentuk dari implementasi Cetak Biru Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia, yaitu Edukasi dan Kampanye Nasional Literasi Keuangan.
OJK mengadakan acara ini karena berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2013, Produk Domestik Bruto (PDB) per Kapita masyarakat Indonesia selama periode 10 tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat pendapatan masyarakat Indonesia semakin meningkat.
Namun, peningkatan pendapatan masyarakat tersebut belum diikuti oleh pola pengelolaan keuangan yang baik. Dari Data BPS, keinginan masyarakat untuk menabung akibat peningkatan pendapatan (marginal propensity to save) selama periode 2003-2012 cendrung menurun. Sebaliknya dalam periode yang sama keinginan masyarakat untuk konsumsi (marginal propensity to consume) cenderung meningkat. (Amd/Gdn)
Pria dan Wanita, Mana yang Lebih Melek Keuangan?
OJK akan terus melakukan pendalaman literasi keuangan melalui edukasi. OJK akan menggandeng pemerintah, kementerian dan lembaga-lembaga.
diperbarui 15 Apr 2015, 13:52 WIBDiterbitkan 15 Apr 2015, 13:52 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 Liga InternasionalLiverpool Bayar Mahal Kemenangan atas Real Madrid di Liga Champions
8 9 10
Berita Terbaru
Fahri Hamzah Ingatkan Kepala Daerah Jangan Main-main dengan Program 3 Juta Rumah
Apa Itu Tren We Listen We Don't Judge yang Viral di TikTok? Ini Penjelasan Lengkapnya!
Hasil Quick Count di Sejumlah Daerah
Prabowo Putuskan Upah Minimum Tahun 2025 Naik 6,5 Persen
Cara Mengatasi Pencemaran Udara: Solusi Efektif untuk Udara Lebih Bersih
Bos BTN Bongkar Tantangan KPR Subsidi, Sesulit Apa?
Tidak Terbukti Merendam Kaki dengan Metode Ion Elektrik Bisa Mengeluarkan Racun dari Tubuh
Link Siaran Langsung Liga Spanyol: Barcelona vs Las Palmas di Vidio
Jadwal dan Siaran Langsung Liga Spanyol 2024/2025 Matchweek 15 di Vidio
Megawati Duga Ada Mobilisasi Kekuasaan yang Bikin Warga Jateng Bungkam
Magic Garden Jadi Destinasi Wisata Alam Buatan Baru di Bali, Ada Kebun Kupu-kupu hingga Galeri Botani Langka
VIDEO: Viral Pak Ogah Kabur Usai Dua Mobil Terlibat Tabrakan, Tuai Pro Kontra Warganet