Peringati Hari Kartini, Menteri Susi Menangis Ingat Ibu

Hari Kartini juga merupakan hari kelahiran ibu dari Menteri Susi Pudjiastuti.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 21 Apr 2015, 15:16 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2015, 15:16 WIB
Susi Pudjiastuti
Ilustrasi Susi Pudjiastuti (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelauatan dan Perikanan (MKP) Susi Pudjiastuti terpaksa harus menangis ketika memperingati Hari Kartini yang jatuh tepat pada hari ini. Hari Kartini memang dianggap sebagai hari kesetaraan oleh masyarakat Indonesia. Namun, sejatinya Hari Kartini juga merupakan hari kelahiran ibu dari Menteri Susi.

Sosok Ibu memiliki arti penting dalam hidup Menteri Susi. Bagi dia, Ibu adalah orang yang mengajarkannya tentang arti sebuah kemerdekaan dan kebebasan.

Dia bercerita, Ibunya terpaksa harus meninggalkan rumah pada usia 12 tahun. Hal itu dilakukan semata-mata menolak untuk menikah di usia yang sangat dini.

"Saya banyak belajar dari Ibu saya, 12 tahun meningglakan Pangandaran ke Sukabumi hanya tak mau menuruti keluarga menikah 12 tahun," kata dia depan pegawai Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam Pidato Kedaulatan, Jakarta, Selasa (21/4/2015).

Memang, diakui Susi hal yang dilakukan ibunya bukan perkara sepele. Selain meninggalkan keluarga, Ibunya harus mempertahankan hidup dengan tinggal bersama suster-suster. Padahal, Ibu Susi adalah seorang muslim.

"Padahal dia muslim, karena mandiri akhirnya tinggal di sana dua tahun, sampai akhir kemandirian lain bergabung PMI," lanjutnya.

Dari situ, Susi mengerti apa itu arti kemerdekaan dan kebebasan sebagai perempuan. Menurutnya, kemerdekaan dan kebebasan ialah sesuatu yang mesti  dicapai meskipun berisiko dan meninggalkan zona nyaman.

"Jadi kalau seorang berani menentukan masa depan, segala risiko untuk pergi dari comfort zone," ujar dia.

Susi menegaskan, meskipun perempuan memiliki keterbatasan bukan berarti menghalangi kemerdekaan setiap manusia. Kebebasan dalam banyak hal dalam diri perempuan pun harus ditujukan untuk memajukan tanah air.

"Kita sebagai wanita diberi keistimewaan untuk bisa untuk kelebihan membawa kemajuan bangsa kita," tandas dia. (Amd/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya