Menteri PAN-RB: Fokus Reformasi Birokrasi pada Perubahan Mental

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan wewujudkan perubahan mental yaitu membangun karakter bangsa.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 26 Apr 2015, 11:09 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2015, 11:09 WIB
Yuddy Chrisnandi
Yuddy Chrisnandi (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Yuddy Chrisnandi menjelaskan, fokus reformasi birokrasi pada periode 2015 – 2019 adalah pada perubahan mental birokrasi. Perubahan yang dilakukan yaitu dari dilayani menjadi mau melayani, feodal menjadi merakyat dan distrust menjadi trust. 

Yuddy melanjutkan, dengan perubahan tersebut akan tumbuh dan berkembang perilaku birokrasi berbudaya kerja yang bersih, jujur, melayani, disiplin, ramah, bertanggungjawab, produktif, kreatif, kerja keras dan ikhlas serta gigih dan kooperatif. “Hanya dengan budaya birokrasi yang seperti itu kita akan mampu mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong," kata Yuddy, Minggu (26/4/2015).

Presiden Joko Widodo mengajukan konsep revolusi mental. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan wewujudkannya yaitu membangun karakter bangsa. "Kita juga perlu mengkampanyekan revolusi mental secara masif, serta memberikan teladan dari pimpinan tertinggi ke jajaran terendah karena Indonesia sangat mengidolakan contoh-contoh yang baik untuk menjadi panutan dalam berperilaku,” kata Yuddy.

Selain itu, kalangan birokrasi juga harus menciptakan kebanggaan nasional sehingga eksistensi bangsa ini di lingkungan global akan menjadi bangga sebagai bangsa. Yuddy pun bercerita, Sutan Takdir Alisyahbana adalah seorang revolusioner di zamannya. Sekalipun berpolemik sejak usia muda, jejak rekam Sutan Takdir Alisyahbana  bisa dengan mudah ditangkap tetap hadir di dalam ruang-ruang ilmu pengetahuan.

Untuk itu, menurut Yuddy, capaian-capaian yang sudah diraih oleh Sutan Takdir Alisyahbana dan generasinya perlu dipertahankan, lalu generasi sekarang membangun strategi kebudayaan sendiri guna menambah tabungan kebudayaan ini.

“Tugas negerasi sekarang adalah memperkaya khazanah ilmu pengetahuan yang dimiliki bangsa ini, sehingga mampu menghadapi beragam bentuk tantangan zaman baru yang terus berubah ini. Jangan sampai generasi sekarang justru meninggalkan rekam jejak yang buruk, hitam dan malah menghancurkan generasi mendatang,” kata Yuddy. (Yas/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya