Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menargetkan percepatan pembangunan infrastruktur dalam lima tahun ke depan. Sebab itu, fasilitas pinjaman dari beberapa lembaga dunia dinilai bakal sangat membantu.
Salah satunya dana pinjaman kepada Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).
Kepala Staf Kepresidenan Luhut Panjaitan mengatakan, Indonesia masih memiliki fasilitas pinjaman yang merupakan realisasi dari kesepakatan yang dilakukan pemerintah pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Dulu lima tahun lalu, ada fasilitas pinjaman lunak saat pemerintahan era Presiden SBY‎ dan itu kalau tidak salah baru dimanfaatkan 10 persen," kata Luhut di Jakarta, Senin (27/4/2015).
Namun, sebelum memanfaatkan fasilitas ini pihaknya akan lebih dulu meminta pendapat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu untuk menjaga rasio utang Indonesia dari luar negeri terlebih dari lembaga-lembaga seperti IMF.
Luhut mengakui Indonesia pernah mengalami pengalaman buruk terhadap pinjaman IMF. Hal itu terjadi ketika terjadi massa krisis di tahun 1997/1998. Sebab itu, pemerintah akan lebih berhati-hati‎ untuk kembali mengajukan pinjaman.(Yas/Nrm)