Liputan6.com, Jakarta - Pembubaran Pertamina Energy Trading Limited (Petral), anak usaha PT Pertamina (Persero) yang berbasis di Singapura terus dipertanyakan kelanjutannya. Lantaran Pertamina menargetkan pembubaran tersebut selesai pada 2015.
Peran Petral akan digantikan Pertamina Energy Services (PES) untuk pengadaan minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM). Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno mengatakan, pembubaran Petral harus melalui proses korporasi karena perusahaan tersebut bukan hanya terdiri dari satu usaha saja, melainkan ada sayap-sayap usaha lain.
"Kami menekankan pada direksi bahwa ini perlu diproses korporasi. Petral terstruktur bukan cuma satu usaha, ada anak-anak usaha yang harus diselesaikan," tegas Menteri BUMN Rini S. saat berbincang dengan wartawan pada Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Pegadaian ke-114 tahun di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (3/5/2015).
Advertisement
Rini menegaskan, Kementerian BUMN telah melaporkan kepada Presiden mengenai hal tersebut. Namun untuk keputusan pembubaran Petral, Direksi Pertamina harus melapor kembali secara menyeluruh dan detail kepada Komisaris.
"Kalau aturan secara korporasi, minggu-minggu ini Direksi lapor ke Komisaris, dan Komisaris yang akan memutuskan," ucap dia tanpa menjelaskan lebih jauh.
Mengenai peranan Petral yang ingin digantikan dengan PES dan jaminan tidak ada lagi kongkalikong, Menteri Rini bungkam. Dia menyerahkan semua kepada Direksi Pertamina. "Kalau soal itu tanyakan ke Direksi," kata Rini.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto memastikan bakal membuarkan Petral karena tidak lagi dibutuhkan dalam melakukan pengadaan minyak. Rencana itu sudah diajukan ke pemegang saham dan akan dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Setelah membubarkan Petral, Pertamina akan mengoptimalkan peran Pertamina Energy Services (PES) menjadi perusahaan dagang minyak internasional. (Fik/Ahm)