Liputan6.com, Jakarta - Musibah tanah longsor Pangalengan, Jawa Barat yang merusak pipa penyaluran uap panas membuat Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Wayang Windu tak beroperasi.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan (EBTKE) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Rida Mulyana mengatakan, PLTP Wayang Windu yang dioperatori PT Star Energy terdiri dari dua unit. Unit pertama berkapasitas 110 Mega Watt (MW) dan unit kedua 117 MW. PLTP yang tak beroperasi itu membuat PT PLN (Persero) kehilangan pasokan listrik 227 MW.
Baca Juga
"Star Energy menutup sumurnya, karena pipa kena longsoran tersebut pipa menuju ke pembangkit. Unit 1 dan 2 berhenti operasi, semenjak kemarin suplai itu terhenti ke PLN," kata Rida, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (6/5/2015).
Advertisement
Rida berharap, PLTP yang tak beroperasi tersebut tidak mempengaruhi pasokan listrik. Namun, ia belum mendapat informasi dari PLN tentang dampak penghentian PLTP tersebut.
"Mudah-mudahan tidak mengganggu, sampai kapan PLTP tak beroperasi. Kemarin saya kirim inspektur panas bumi berkoordinasi dengan BNPB. Meski kita sama-sama korban perusaaan ikut tangani korban jiwa, kalau memungkinkan bantu perbaiki rumah meski tak permanen," tutur Rida.
Rida mengungkapkan, sebelum musibah tersebut terjadi Badan Geologi Kementerian ESDM sudah memperingatkan kalau kondisi tanah di wilayah tersebut labil, sehingga pemukiman di wilayah tersebut perlu direlokasi.
Namun sebelum direlokasi, tanah selebar 500 meter tersebut sudah telanjur longsor. Longsoran tersebut menimpa rumah penduduk dan pipa pemasok uap panas bumi ke PLTP Wayang Windu yang dioperatori oleh PT Star Energy. "Hujan deras, tanah sedang kritis kemudian bergesar menyebabkan longsoran tanah yang masif besar," kata Rida.
Longsor yang terjadi pada Selasa 5 Mei 2015 sekitar pukul 14.40 WIB itu mengancam satu kampung yang terdiri dari 52 KK (200 jiwa). Selain itu juga mengancam pipa panas bumi Star Energy sepanjang 500 meter. Rekomendasi yang telah disampaikan kepada Star Energy agar memindahkan jalur pipa lantaran gerakan tanah terus berlangsung. (Pew/Ahm)