Liputan6.com, Jakarta - BPJS Ketenagakerjaan akan menggenjot investasi di sektor properti dengan meningkatkan nilai investasi properti dari sebelumnya 5 persen menjadi 30 persen dari total investasi.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Elvyn D Masassya menuturkan, dana investasi yang disiapkan mencapai Rp 46 triliun untuk investasi. Dari total dana investasi itu juga akan ditempatkan untuk sektor properti.
"Kami sudah menyiapkan keikutsertaan untuk mendukung program 1 juta rumah. BPJS kita siapkan Rp 46 triliun. Dari Rp 46 triliun, 10 persen atau Rp 19 triliun kami memiliki properti langsung, baik rusunami, landed house, rusunawa yang digunakan pekerja," kata dia, di Bandung, Jumat (8/5/2015).
Advertisement
Dia menuturkan, sementara sisanya akan digunakan sebagai investasi tidak langsung untuk pembiayaan properti. "Sisanya kerja sama perbankan terkait pembiayaan properti pekerja," ujar Elvyn.
Untuk investasi langsung akan menggunakan beberapa wilayah, baik lahan sendiri maupun kerja sama dengan developer. Adapun lahannya berada di Jonggol, Petukangan, Karawang, Semarang, Tangerang, Bekasi, Palembang dan Bogor. "Harganya dari FLPP sampai Rp 350 Juta," tandas Elvyn.
Dia menuturkan, peningkatan investasi langsung untuk mendorong perekonomian pekerja. Untuk dorong investasi ini, pihaknya sedang menunggu rilis peraturan pemerintah (PP). "Sekarang revisi PP 99 Mei mudah-mudahan selesai, sehingga 1 Juli seluruh regulasi sudah operasi penuh," tandas dia.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo pernah mengatakan, pemerintah berencana menaikkan dana investasi perumahan di dalam BPJS Ketenagakerjaan yang semula hanya 5 persen menjadi 40 hingga 50 persen. Ia juga mengatakan, kenaikan persentase dana investasi rumah tersebut sedang dalam proses pengkajian dan akan ia setujui.
"BPJS ketenagakerjaan, itu ada dana Rp 180 triliun. Tapi hanya bisa digunakan untuk investasi perumahan hanya 5 persen. Padahal itu bisa digunakan lebih dari 50 persen, kami ingin ini digunakan uang Rp 180 triliun, ini bisa di pakai 40 persen hingga 50 persen untuk siapkan perumahan," ujar Jokowi.
Jokowi membayangkan, bila program tersebut terealisasi, pemerintah dapat membangun banyak perumahan murah bagi para buruh dan pekerja. Untuk merealisasikan hal tersebut, Jokowi mengaku telah membicarakannya dengan para pimpinan serikat buruh dalam pertemuan yang digelar di Istana Kepresidenan pada 29 Maret 2015. (Amd/Ahm)