Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau berjanji akan segera menyelesaikan krisis listrik di Tanjung Pinang dengan beberapa strategi.
"Krisis listrik Tanjung Pinang memerlukan komitmen banyak pihak untuk mengatasinya," kata General Manajer PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, Feby Joko Priharto dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu (20/5/2015).
Feby mengungkapkan, penyediaan lahan tapak tower dan jaluruntuk transmisi 150 kV Batam-Bintan sebagai solusi permanen kelistrikan Tanjung Pinang. Transmisi 150 kV Batam-Bintan terdiri dari bagian yang melalui laut dan bagian yang melalui darat yang membutuhkan lahan untuk tapak tower dan jalur untuk kawat yang membentang di udara dengan ditopang oleh tower.
Advertisement
"Saat ini untuk bagian transmisi yang melalui laut sudah selesai dilaksanakan penggelaran kabel lautnya," tuturnya.
Sedangkan untuk bagian yang melalui darat, yaitu transmisi dari Tanjung Sauh, Pulau Ngenang hingga Tanjung Uban sedang dalam pekerjaan dan akan selesai pada bulan Juli 2015.
Untuk transmisi dari Tanjung Uban ke Tanjung Pinang sebagian besar akan melewati kawasan hutan yang meliputi hutan industri, hutan produksi konversi, hutan produksi terbatas yangpembangunannya memerlukan perijinan dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Sisanya merupakan lahan milik masyarakat.
“Untuk mempercepat penyelesaian transmisi 150 KV Tanjung Uban ke Tanjung Pinang dibutuhkan peran banyak stakeholder termasuk peran masyarakat yang diantaranya adalah partisipasi dalam pembebasan lahan untuk tapak tower dan jalur untuk kawat transmisi,” ujar Feby.
Ia menambahkan, untuk solusi jangka pendek yang sedang dilaksanakan saat ini adalah bersama dengan PLN Batam memastikan operasi Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Tekojo 24 jam dengan daya 12 megawatt (MW) dan direncanakan selesai 12 Juni 2015, serta menambah mesin baru PLTMG Dompak dengan kapasitas 3 MW yang direncanakan akan beroperasi pada 18 Juni 2015.
Selain itu, PLN juga terus mengawal secara ketat perbaikan PLTU Galang Batang agar dapat selesai pada 16 Juni 2015.
"Upaya ini, yang merupakan upaya terbaik yang tersedia saat ini, akan menjaga periode pemadaman bergilir pelanggan umum menjadi maksimal dua kali sehari dengan durasi tiga jam untuk siang hari dan 2,5 jam pada malam hari, di luar pemadaman karena gangguan alam," tutupnya. (Pew/Ndw)