Harga Minyak Anjlok, BP Indonesia Kencangkan Ikat Pinggang

BP Indonesia tak melakukan penurunan target produksi yang telah tercantum dalam Rencana Kerja.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 24 Mei 2015, 12:47 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2015, 12:47 WIB
Ilustrasi Tambang Minyak 4 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi Tambang Minyak 4 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Penurunan harga minyak dunia berdampak kepada bisnis British Petroleum (BP) Indonesia. Perusahaan harus menjalankan langkah efisiensi agar kinerja keuangan bisa dipertahankan.

Head Of Country BP Indonesia Dharmawan Samsu menjelaskan, penurunan harga minyak dunia sangat berdampak kepada pendapatan perseroan. Agar, penurunan pendapatan tak terlalu tinggi, perusahaan terpaksa melakukan efisiensi.

"Dalam kondisi seperti ini kami jalankan bisnis yang simple dan melakukan efisiensikan. Jadi pengetatan ikat pinggang," katanya seperti dikutip di Jakarta, Minggu (24/5/2015).

Dharmawan mengungkapkan, langkah efisiensi yang dilakukan adalah dengan hanya menjalankan kegiatan yang dianggap paling penting. "Kami manage cost supaya efisiensi bisa maksimal. Kami fokuskan untuk melakukan kegiatan yang tidak menguras banyak anggaran. Misalnya jika mau travel  jangan bolak balik. Jadi sesuai saja dengan kegiatan," paparnya.

Ia menambahkan, efisiensi juga dilakukan pada tenaga kerja. BP Indonesia mengatur penggunaan tenaga kerja sesuai dengan tugas yang dikerjakan. "Kami lakukan kontrak jadi tidak diperpanjang secara rutin. Kalo ada kegiatan dan kami butuhkan maka kami panggil," ungkapnya.

Pemangkasan kegiatan juga dilakukan pada penggunaan alat operasional, seperti tata cara parkir kapal, dengan begitu dapat menghemat bahan bakar.

"Simplifikasi saja. Memarkir boat tidak dengan cara menghidupkan hidup tapi kami lakukan dengan menggunakan set anchor. Dengan cara itu fuel bisa dihemat," tuturnya.

Menurut Dharmawan, meski melakukan efisiensi dan kondisi harga minyak mengalami penurunan, perusahaan minyak yang bermarkas di London Inggris tersebut tak melakukan penurunan target produksi yang telah tercantum dalam Rencana Kerja dan Anggaran (Work Plan and Budget/WP&B).

"Dengan kondusi seperti ini kami targetkan produksi WP&B awal, jadi cost turun tapi targetnya tetap," pungkasnya. (Pew/Gdn)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya