Kebiasaan Masyarakat Penentu Perkembangan Transaksi Non Tunai

Penggunaan metode pembayaran non tunai terkadang harus disertai dengan aturan yang mewajibkan.

oleh Septian Deny diperbarui 08 Jun 2015, 13:30 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2015, 13:30 WIB
Wapres Boediono menggesekan kartu e-toll saat peresmian jalan tol ruas Kebon Jeruk-Penjaringan, Senin (22/2). Jalan yang menelan biaya Rp 2,202 triliun itu diharapkan dapat mengurai kemacetan.(Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Kebiasaan masyarakat suatu negara dinilai menjadi faktor penentu berkembang atau tidaknya penggunaan teknologi non tunai dalam sistem pembayaran suatu transaksi.

Vice President Thailand, Indonesia & Philippines SAJ Region Gemalto Allan Tan mengatakan, hal ini bisa terlihat pada penggunaan kartu e-toll sebagai metode pembayaran baru tanpa uang tunai. Meski sudah masuk ke Indonesia, hanya sebagian kecil saja pengendara kendaraan roda empat yang bersedia menggunakan kartu ini sebagai pembayaran tarif tol.

"Itu lebih pada kultur atau habit building karena seperti budaya Indonesia, di mana sebagian masih menggunakan uang tunai. Seperti e-toll masih jarang yang punya, bayar bus juga masih menggunakan uang tunai," ujarnya di Singapura, seperti ditulis Senin (8/6/2015).

Menurut Allan, penggunaan metode pembayaran seperti ini, terkadang harus disertai dengan aturan yang mewajibkan sehingga membuat masyarakat mengetahui manfaat dari penggunaan kartu e-toll tersebut.

"Kini bayar tol bisa pakai e-toll, mulai diharuskan pakai e-toll. Dan yang bergantung pada pembayaran uang tunai, apa yang bisa anda lakukan?. Dengan kartu e-toll, pembayaran akan lebih mudah, tidak perlu ada uang kembalian, tidak perlu susah mencari uang kembalian. Membayar e-toll sudah dengan nominal yang pas," jelas dia.

Dia menyatakan, agar masyarakat lebih tertarik menggunakan fasilitas pembayaran non-tunai seperti kartu e-toll maka cakupan fungsinya harus diperbesar, bukan hanya sekedar untuk membayar tol saja.

"Di Indomart, Alfamart, anda bisa menggunakan kartu itu, masyarakat di Indonesia bisa menggunakan kartu untuk berbelanja. Kalau anda sekarang menggunakan e-toll di jalan raya saat berkendara, akankah Anda menggunakan kartu serupa untuk membayar barang belanjaan? mungkin bisa. Dan mungkin bank juga bisa berperan untuk mempromosikan kartu-kartu pembayaran elektronik," tutur dia.

Oleh sebab itu, butuh peran pemerintah dan lembaga terkait seperti sektor perbankan agar sistem pembayaran seperti ini bisa berkembang di masyarakat. Dengan teknologi yang terus berkembang, masyarakat akan semakin tertinggal jika tidak merubah kebiasaannya.

"Ini hanya persoalan kebiasaan, dan butuh waktu lama untuk mengubah kebiasaan. Sebab kebiasaan manusia merupakan salah satu hal yang paling sulit diubah. Tapi setiap orang bisa mencoba, bank juga mencoba. Teknologi itu tidak singkat, tapi sangat singkat. Saya ingat saya dulu pernah pakai ponsel Nokia dan sekarang setelah zaman berubah, Nokia jadi benar-benar agak kuno ya. Jadi teknologi berkembang sangat cepat," tandasnya. (Dny/Nrm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya