Erwin Riyanto Resmi Duduki Jabatan Deputi Gubernur BI

Erwin Riyanto merupakan lulusan Sarjana Ekonomi Universitas Gadjah Mada dan Pasca Sarjana University of Illinois USA.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 17 Jun 2015, 11:42 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2015, 11:42 WIB
Komisi XI DPR RI Uji Kelayakan Tiga Calon Deputi Gubernur BI
Kandidat Deputi Gubernur BI, Erwin Riyanto mengikuti uji kelayakan dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (20/4/2015). Salah satu dari ketiga kandidat akan menggantikan Halim Alamsyah. (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Erwin Riyanto resmi menjabat sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) setelah dilantik di Mahkamah Agung pada Rabu (17/6/2015). Erwin menggantikan Halim Alamsyah yang berakhir masa jabatannya pada Juni 2015.

"Saya bersumpah melaksanakan tugas dan kewajiban dengan sebaik-sebaiknya dengan penuh tanggung jawab," kata Erwin saat mengucapkan sumpah.

Erwin Riyanto diputuskan menjabat sebagai Deputi Gubernur BI setelah lolos dalam uji kelayakan dan kepatutan yang diselenggarakan oleh Komisi XI DPR RI dan kemudian disahkan dalam Sidang Paripurna.

Erwin terpilih untuk menempati posisi strategis di BI sebagai Deputi Gubernur Bidang moneter dan makro-prudensial setelah mengalahkan dua kandidat lainnya dalam perhitungan suara (voting). Erwin mendapat 42 suara. Sementara pesaingnya yakni Dody Budi Waluyo mendapat 5 suara dan Hendy Sulistiowati hanya 2 suara. Sedangkan 4 suara dinyatakan tidak sah.

Erwin merupakan lulusan Sarjana Ekonomi Universitas Gadjah Mada dan Pasca Sarjana University of Illinois USA. Dia pernah menjabat sebagai Direktur Departemen Pengawasan Bank 3 BI, Direktur Perwakilan Singapura BI, dan sekarang menjabat di Direktur Eksekutif Departemen Surveillance Sistem Keuangan.

Dalam uji kelayakan, Erwin mengungkapkan bahwa pasca krisis 1998 dan 2008 perbankan nasional tumbuh secara agresif. Namun sayang, justru kondisi tersebut membuat perekonomian nasional tidak stabil.

Dia bilang jika terpilih akan meningkatkan penguatan kebijakan makroprudensial. Alasannya, saat ini semua kebijakan masih fokus di perbankan karena rata-rata bank menjadi holding dari konglomerasi keuangan.

Selain itu, untuk mendorong pemerataan ekonomi di semua daerah, Erwin bakal meningkatkan komunikasi antar sektor keuangan di daerah. "Kondisi kemajuan di daerah memiliki tingkat kesenjangan yang tinggi. Jawa sebagai pusat industri dan pertanian memiliki pertumbuhan ekonomi stabil, yang lain, tergantung tambang, pertumbuhan ekonominya dipengaruhi harga," katanya pada 20 April 2015.

Oleh sebab itu, program yang diusung oleh Erwin adalah meningkatkan komunikasi sektor keuangan ke kantor-kantor daerah. Lalu percepatan informasi yang terintegrasi. "Penguatan sinergi dalam perumusan regulasi. Peran FKSSK perlu ditingkatkan. Diperlukan pengalaman dan kemampuan," lanjutnya.

Adapun strateginya, memperkuat kerja sama antara BI dan OJK untuk menjaga nilai tukar rupiah. "Gejolak kurs tidak terlepas dari tingkah laku pelaku ekonomi. Pengawasan perlu ditingkatkan," tandas dia. (Amd/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya