Kebutuhan Uang Tunai Lebaran Tahun Ini Capai Rp 125,2 Triliun

BI sudah mempunyai strategi untuk memenuhi kebutuhan uang.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 25 Jun 2015, 16:27 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2015, 16:27 WIB
Ilustrasi Rupiah Naik
Ilustrasi Rupiah Naik (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan kebutuhan uang atau uang keluar (outflow) periode Ramadan hingga Lebaran 2015 mencapai Rp 125,2 triliun. Angka ini diperkirakan naik tipis 0,3 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 124,8 triliun.

Kepala Divisi Perencanaan dan Pengembangan Departemen Pengelolaan Uang BI, Yudi Harymukti mengungkapkan, kebutuhan uang tunai periode Lebaran mengalami peningkatan rata-rata sebesar 14,7 persen per tahun.

Karakteristik kebutuhan uang periode Ramadan dan Idul Fitri umumnya bersiklus 3 tahunan mengingat selisih hari antara kalender Masehi dan Hijriah 10-11 hari.

"Outflow periode Ramadan dan Idul Fitri 2015 diperkirakan sebesar Rp 119,1 triliun-Rp Rp 125,2 triliun atau mengalami sedikit perubahan minus 4,6 persen sampai dengan 0,3 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp 124,8 triliun," jelas dia saat berbincang dengan wartawan di kantornya, Jakarta, Kamis (25/6/2015).

Dikatakan Yudi, kenaikan kebutuhan uang Lebaran tidak terlalu signifikan mengingat jumlah hari libur Lebaran tahun ini lebih sedikit yakni 5 hari. Sedangkan jumlah hari libur Lebaran tahun lalu 6 hari, sehingga mempengaruhi kenaikan kebutuhan uang.

"Bulan puasa juga berlangsung di tengah bulan, sehingga konsumsi enggak terlalu tinggi. Jatuhnya juga enggak bentrok dengan gajian," ujar dia.

Kenaikan kebutuhan uang tunai ini, sambung Yudi, dipengaruhi pula dari pembayaran gaji ke-13 untuk Pegawai Negeri Sipil (PNs)/TNI/POLRI. Alasan lain karena periode Ramadan bersamaan dengan liburan anak sekolah (Juni-Juli). Sementara perkiraan uang yang masuk akan mencapai Rp 23,7 triliun sampai Rp 24,9 triliun.

Berdasarkan datanya, kebutuhan uang di periode ini per kelompok pecahan akan didominasi uang pecahan besar Rp 20 ribu ke atas yang diperkirakan mencapai 91,7 persen dari total outflow. Serta sisanya 8,3 persen merupakan uang pecahan kecil Rp 10 ribu ke bawah.

"Sebaran wilayahnya, kebutuhan uang tertinggi selama Ramadan dan Lebaran berada di Pulau Jawa 32 persen, Jakarta 29 persen dan Pulau Sumatera 20 persen," terang Yudi.

BI, katanya, sudah mempunyai strategi untuk memenuhi kebutuhan uang, melalui peningkatan distribusi dan persediaan uang di kantor pusat dan KPw DN serta peningkatan layanan kas kepada stakeholder.

1. Meningkatkan persediaan uang di seluruh unit kerja kas di kantor pusat dan KPw DN antara lain dengan meningkatkan frekuensi dan kuantitas pengiriman uang dari kantor pusat BI

2. Menyusun action plan pengiriman uang melalui pengaturan dan penjadwalan pengiriman uang dari kantor pusat keseluruh KPw DN mulai awal Mei 2015 sampai dengan menjelang Idul Fitri

3. Memanfaatkan KDK/KPw yang memiliki daya tampung khazanah besar untuk membantu distribusi

4. Untuk menjamin kelancaran arus distribusi uang, maka persiapan moda transportasi dilakukan melalui kerjasama secara intensif dengan penyedia jasa transportasi darat dan laut

5. BI telah berkoordinasi dengan perbankan dan pihak lainnya untuk menggali informasi terkait kebutuhan uang periode Lebaran, termasuk meningkatkan peran perbankan dalam penukaran uang kepada masyarakatSelain itu dilakukan kerjasama penukaran dengan perbankan melalui pembukaan loket penukaran (di Jabodetabek dengan 11 bank dengan 81 kantor cabang)

6. Layanan penukaran di landmark wilayah masing-masing, antara lain Monas, Lapangan Merdeka-Medan, Lapangan Gasibu-Bandung) bekerjasama dengan perbankan

7. Penukaran ke stakeholder utama antara lain di DPR/MPR, Pemda/Pemkot, instansi lainnya, serta melakukan kas keliling ke pasar, stasiun, posko mudik, dan lainnya

8. Kegiatan layanan kas BI tutup pada 16-20 Juli 2015 dan 21 Juli 2015 dengan operasional terbatas. (Fik/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya