Bangun Pembangkit Panas Bumi, Pertamina Siapkan US$ 2,5 Miliar

Di Indonesia, pemanfaatan panas bumi sebagai sumber listrik saat ini masih berada di kisaran 5 persen.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 05 Jul 2015, 16:48 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2015, 16:48 WIB
2016, PLTP Karaha Siap Suplai Listrik
PLTP Karaha dijadwalkan bisa mensuplai listrik ke Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada akhir 2016 mendatang, (19/4/2014). (REUTERS/Beawiharta)

Liputan6.com, Bandung - PT Pertamina (Persero) akan menggelontorkan dana investasi kurang lebih US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp 33 triliun (estimasi kurs: Rp 13.200 per dolar AS) untuk menggenjot pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dalam periode 2015 hingga 2019.

Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto mengatakan, Pertamina akan terus meningkatkan pertumbuhan kapasitas pembangkit listrik panas bumi menjadi 1.026 Mega Watt (MW) hingga 2019.

"Dana tersebut akan digunakan untuk mendorong pemanfaatan panas bumi nasional yang saat ini masih berada di kisaran 5 persen dari total sumber daya yang dimiliki," kata Dwi, saat peresmian PLTP Kamojang Unit 5, di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (5/7/2015).

Menurutnya, pengembangkan panas bumi memang tidak mudah. Terbukti, meskipun Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia dengan 28.000 MW, namun baru kisaran 5 persen yang bisa dimanfaatkan.

"Kendati begitu banyak hambatan yang harus dihadapi. Pertamina menegaskan posisi kepemimpinannya dengan terus merealisasikan proyek-proyek panas bumi di Tanah Air," tutur Dwi.

Pertamina telah menempatkan pengembangan panas bumi dalam salah satu prioritas strategis perseroan. Saat ini, perusahaan pelat merah tersebut telah memiliki cetak biru pengembangan panas bumi hingga 2019 dan mempercepat pemanfaatan panas bumi, menjadi yang terdepan dalam melaksanakan pengembangan panas bumi di Indonesia.

"Bahkan, di saat investor lain pun tidak banyak tergerak karena berbagai hambatan yang dialami, kami terus berinvestasi di sektor panas bumi salah satunya PLTP Kamojang 5 yang diresmikan oleh Presiden RI hari ini,” tutup Dwi.

Untuk diketahui, Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) menargetkan untuk dapat memproduksi listrik dari panas bumi sebesar 2.300 MW hingga 2025 sebagai bentuk dukungan perusahaan terhadap upaya pemenuhan energi nasional berbasis energi baru dan terbarukan.

Saat ini produksi listrik panas bumi perseroan mencapai 402 MW. Beberapa proyek dengan total kapasitas 655 MW sedang digarap perusahaan, sementara 1.026 MW proyek-proyek baru tengah dipersiapkan untuk dilaksanakan.

Indonesia merupakan negara dengan potensi panas bumi terbesar di dunia yaitu 29 ribu MW atau sekitar 40 persen dari total potensi panas bumi di dunia. Pemanfaatan panas bumi menjadi listrik dapat membantu program pemerintah dalam meningkatkan rasio elektrifikasi nasional. (Pew/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya