Harga Minyak Dunia Melesat, Dipatok Segini Sekarang

Harga minyak mentah Brent naik 62 sen atau 0,82%, menjadi USD 75,84 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik USD 1,11, atau 1,57%, dari penutupan hari Jumat dan ditutup pada USD 71,85 per barel.

oleh Septian Deny Diperbarui 19 Feb 2025, 08:00 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2025, 08:00 WIB
Dolar Menguat, Harga Minyak Sentuh Level US$ 50
Penguatan dolar dan produksi minyak Rusia serta ekspor Irak tinggi membuat harga minyak dunia merosot 5 persen.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak dunia memperpanjang kenaikannya pada hari Selasa (Rabu waktu jakarta) setelah serangan pesawat tak berawak terhadap stasiun pemompaan pipa minyak di Rusia mengurangi aliran minyak dari Kazakhstan, meskipun harga minyak tetap terkendali oleh prospek meningkatnya pasokan.

Dikutip dari CNBC, Rabu (19/2/2025), harga minyak mentah Brent naik 62 sen atau 0,82%, menjadi USD 75,84 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik USD 1,11, atau 1,57%, dari penutupan hari Jumat dan ditutup pada USD 71,85 per barel. Tidak ada penutupan untuk WTI pada hari Senin karena hari libur Hari Presiden AS.

“Tema utama yang mendorong harga minyak akhir-akhir ini adalah seputar ekspektasi pasokan. Dengan melemahnya harga selama beberapa minggu terakhir, berita tentang serangan pesawat nirawak terhadap jaringan ekspor Kazakhstan di Rusia telah menjadi katalis bagi beberapa sentimen negatif untuk mereda,” kata Ahli Strategi Pasar IG Yeap Jun Rong.

Seorang pejabat senior Rusia mengatakan pada hari Selasa bahwa pesawat tak berawak Ukraina telah menyerang jaringan pipa Rusia yang memompa sekitar 1% pasokan minyak mentah global.

Kerusakan tersebut dapat mengurangi volume transit minyak dari Kazakhstan sekitar 30% dan membutuhkan waktu hingga dua bulan untuk ditangani, kata perusahaan transportasi minyak Rusia Transneft.

“Namun, keuntungan jangka panjang kemungkinan akan tetap terbatas karena pasar mungkin mengantisipasi pasokan yang lebih tinggi dari OPEC+ dan Rusia di kemudian hari sementara perbaikan dalam prospek permintaan, terutama dari Tiongkok, masih belum pasti,” kata Yeap dari IG.

Analis BMI memperkirakan harga minyak Brent rata-rata USD 76 per barel pada tahun 2025, turun 5% dari rata-rata tahun 2024, karena kelebihan pasokan, tarif dan ketegangan perdagangan, kata mereka dalam sebuah catatan.

 

 

Langkah OPEC+

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)... Selengkapnya

Produsen OPEC+ tidak mempertimbangkan untuk menunda serangkaian peningkatan pasokan minyak bulanan yang dijadwalkan dimulai pada bulan April, kata laporan media pemerintah Rusia.

Pada bulan Desember OPEC telah menunda rencana untuk mulai menaikkan produksi hingga April, dengan alasan melemahnya permintaan dan meningkatnya pasokan di luar kelompok tersebut.

Pasar juga menunggu berita dari perundingan damai Rusia-Ukraina antara pejabat AS dan Rusia di Arab Saudi pada Selasa malam.

“Tampaknya ada banyak hal yang membuat kita pesimis di pasar minyak mentah, faktor terbesar saat ini adalah hasil negosiasi Ukraina,” kata analis Sparta Commodities, Neil Crosby.

“Minyak Rusia mungkin sebagian kembali ke pasar yang sah, meskipun, tentu saja, ada banyak perubahan pada hasil akhirnya," tutup dia.

 

Harga Minyak Anjlok Lagi Menanti Perdamaian Rusia dan Ukraina

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)... Selengkapnya

Sebelumnya, harga minyak dunia turun untuk hari keempat pada perdagangan Senin karena ekspektasi kesepakatan damai Rusia-Ukraina dapat meringankan sanksi yang mengganggu arus pasokan. Selain itu, penurunan harga minyak juga didorong oleh kekhawatiran bahwa perang tarif global dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan melemahkan permintaan energi.

Mengutip CNBC, Selasa (18/2/2025), harga minyak mentah Brent berjangka turun 20 sen atau 0,2% menjadi USD 74,59 per barel pada pukul 01.12 GMT. Harga minyak Brent telah merosot 3,1% dalam empat sesi terakhir setelah Presiden AS Donald Trump dan pejabat pemerintahannya mengumumkan bahwa mereka telah memulai diskusi dengan Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate AS berada pada USD 70,51 per barel, turun 23 sen atau 0,3%. Harga WTI turun 3,8% selama empat sesi terakhir, dan sebelumnya pada hari Senin turun ke level terendah USD 70,12 yang merupakan level terendah sejak 30 Desember.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pada hari Minggu bahwa ia yakin dapat bertemu segera dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas upaya mengakhiri perang di Ukraina.

Komentarnya muncul saat AS dan Rusia tengah mempersiapkan pembicaraan awal di Arab Saudi dalam beberapa hari mendatang.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga mengatakan pada hari Minggu bahwa Ukraina dan Eropa akan menjadi bagian dari negosiasi nyata untuk mengakhiri perang RUsia dengan Ukraina, yang menandakan bahwa pembicaraan AS dengan Rusia minggu ini merupakan kesempatan untuk melihat seberapa serius Presiden Rusia Putin mewujudkan perdamaian.

 

Bisa Turun ke USD 66

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)... Selengkapnya

"Pasar melemah karena prospek gencatan senjata Rusia-Ukraina dan potensi keringanan sanksi terhadap Moskow," kata Presiden NS Trading, unit Nissan Securities, Hiroyuki Kikukawa.

"Kekhawatiran atas perlambatan ekonomi akibat perang tarif, yang didorong oleh tindakan Trump, juga membebani harga," katanya.

NS Trading memperkirakan harga minyak WTI akan diperdagangkan antara USD 66-USD 76 untuk sementara waktu karena penurunan harga minyak lebih lanjut dapat menghambat produksi minyak AS.

Sanksi oleh AS dan Uni Eropa terhadap ekspor minyak Rusia telah menghambat pengirimannya dan mengganggu arus pasokan minyak melalui laut. Mencabut sanksi jika terjadi kesepakatan damai akan meningkatkan pasokan energi global.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya