Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) terang-terangan mengakui kredit konsumsi kendaraan bermotor dan pembangunan mal sudah berlebihan. Dengan kata lain, pemerintah ingin mengimbau kepada warga Indonesia untuk beralih dari kredit konsumsi ke sektor yang lebih produktif.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil menyatakan kredit yang dimaksud Presiden Jokowi adalah dalam konsep berutang. Artinya, Presiden mengimbau agar masyarakat memanfaatkan utang atau kredit untuk kegiatan produktif.
"Utang enggak apa selama itu buat hal produktif, misalnya bangun pabrik atau beli alat-alat produksi. Hasilnya bisa digunakan untuk bayar utang," papar dia di kantornya, Jakarta, seperti ditulis Jumat (10/7/2015).
Sementara Presiden, kata Sofyan, memandang kredit konsumsi seperti kendaraan bermotor, elektronik dan sebagainya tumbuh lebih cepat dibanding pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Utang yang enggak produktif itu buat beli motor tapi bukan untuk ngojek sehingga enggak bisa bayar utang. Jadi Jokowi enggak suka kita kredit konsumsi, nggak suka," tegasnya.
Dia berharap agar masyarakat Indonesia tidak meniru gaya hidup warga Amerika Serikat yang menghabiskan uang untuk kebutuhan tidak mendesak dan sebagainya.
Baca Juga
"Kalau orang AS yang penting belanja dulu, masalah bayar urusan belakangan, ucap Sofyan. (Fik/Ndw)
Advertisement