Dapat Pinjaman US$ 1 Miliar dari China, BRI Nego Bunga

Pinjaman yang akan didapat BRI akan dimanfaatkan guna membiayai proyek infrastruktur.

oleh Septian Deny diperbarui 13 Jul 2015, 15:56 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2015, 15:56 WIB
BRI
BRI (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menjadi salah satu bank di bawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan mendapat pinjaman dari pemerintah China melalui China Development Bank (CDB) dengan nilai US$ 1 miliar.

Direktur Keuangan BRI, Haru Koesmahargyo mengatakan, pihaknya tengah memasuki tahap pembahasan soal besaran bunga (rate) dari pinjaman yang akan diberikan CDB.

"Rate-nya ini yang masih belum ketemu, tapi diharapkan kami bisa segera finalisasi berikan final rate CDB. Jadi kalau jumlah kami sudah diskusikan, US$ 1 miliar per bank. Ada tiga bank kecuali BTN," ujarnya di Kantor BRI, Jakarta, Senin (13/7/2015).

Dia menjelaskan, pembahasan mengenai besaran bunga ini dilakukan bersama-sama antara tiga bank BUMN, yaitu BRI, BNI dan Mandiri dengan CDB. Keputusan dari pembahasan tersebut akan mewakili ketiga bank ini. Penentuan bunga tersebut diharapkan selesai dalam bulan ini.

"Kemarin baru ketemu bertiga, mungkin segera, jadi kaya negosiasi. Diskusinya sama-sama. Siapapun yang bertemu dengan CDB, itu mewakili kita bertiga. Rate-nya tiga bank akan sama. Kalau kami kasih finalnya bulan ini," lanjutnya.

Menurut Haru, jangka waktu pinjaman atau tenor yang diberikan oleh CDB berkisar antara 3 tahun hingga 10 tahun. Nantinya Pinjaman tersebut akan berbentuk dolar Amerika Serikat dan China Yuang Renminbi (RMB).

"Curency-nya ada dua yaitu dolar AS dan Renminbi. Lalu tenornya kisaran 3 tahun, 5 tahun, 10 tahun. Jadi porsi 70 persen pakai dolar dan 30 persen pakai RMB," kata dia.

Pinjaman tersebut, lanjut Haru, akan dimanfaatkan guna membiayai proyek infrastruktur baru yang menjadi prioritas pemerintah yang akan dikucurkan oleh ketiga bank BUMN tersebut, seperti kereta Light Rail Transit (LRT), pelabuhan hingga jalan tol.

"Nanti proyeknya beda-beda. Salah satunya adalah LRT. Nanti juga biayai toll road sama pelabuhan," tandas dia. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya