Produsen Lokal Ini Sudah 25 Tahun Produksi Sepatu Nike

Industri sepatu di dalam negeri telah mampu bersaing dengan industri sejenis di negara lain.

oleh Septian Deny diperbarui 31 Jul 2015, 18:14 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2015, 18:14 WIB
Menperin Resmikan Pabrik Baru Sepatu Nike Rp 720 Miliar
Pabrik milik PT Changshin Reksa Jaya ini merupakan pengembangan pabrik milik Changshin Group di Karawang, Jawa Barat.

Liputan6.com, Tangerang - Industri sepatu di dalam negeri telah mampu bersaing dengan industri sejenis di negara lain. Bahkan produk sepatu yang dihasilkan pun telah dipesan oleh merek-merek ternama dan untuk tujuan ekspor.

Salah satunya yaitu PT Adis Dimension Footwear yang memproduksi sepatu olahraga untuk merek ternama, Nike. Perusahaan ini bahkan telah memproduksi sepatu untuk merk asal Amerika Serikat (AS) tersebut sejak 25 tahun lalu.

Chairman PT Adis Dimension Footwear, Harijanto mengatakan, perusahaan yang telah berdiri sejak 1989 tersebut saat ini telah memiliki dua pabrik eksisting dan satu pabrik yang tengah dalam proses penyelesaian.

"Kapasitas produksi kami 20 juta pasang sepatu per tahun, itu dari pabrik 1 dan pabrik 2. Produksi (utilisasi) kami 1 juta pasang per bulan (12 juta pasang per tahun)," ujarnya di Tangerang, Banten, Jumat (31/7/2015).

Dia menjelaskan, sepatu yang diproduksi perusahaan ini seluruhnya diekspor ke negara lain di mana porsi terbesar untuk kawasan Uni Eropa dan diikuti kawasan Asia.

"Untuk Eropa sekitar 40 persen, Asia 30 persen," kata dia.

Meski bukan satu-satunya perusahaan yang memproduksi sepatu untuk Nike, namun sisi kualitas, Harijanto mengatakan sepatu yang diproduksi Adis mampu bersaingan dengan proudusen lain termasuk yang diproduksi di Vietnam.

"Kualitas sudah tidak kalah. Kualitas sudah standar internasional, sama dengan (yang diproduksi) Vietnam. World class standart. Kita juga kan sudah 25 tahun," katanya.

Namun demikian, dia mengakui bahwa ongkos produksi per pasang sepatu yang dihasilkan di Indonesia masih lebih mahal dibandingkan Vietnam. Salah satu sebabnya yaitu upah buruh Vietnam yang relatif lebih murah dibandingkan Indonesia.

"Harga lebih murah Vietnam, karena upah buruh lebih murah di sana. Seberapa murahnya tergantung produknya," tandasnya. (Dny/Ndw)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya