Reaksi Jokowi Terhadap Komentar Rizal Ramli soal Garuda Indonesia

Presiden Jokowi menginginkan saat menteri memberikan kritik kepada kementerian lainnya secara internal.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 18 Agu 2015, 08:55 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2015, 08:55 WIB
Pesawat Garuda Indonesia
Ilustrasi (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memastikan telah menegur Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli terkait komentarnya mengenai rencana bisnis PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Anggota Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki mengungkapkan teguran itu disampaikan Jokowi langsung ke Rizal Ramli melalui telepon.

‎"Pak Presiden juga sudah menegur menelepon Pak Rizal Ramli waktu itu mempermasalahkan soal pengadaan soal pesawat," kata Teten di Istana Merdeka semalam yang ditulis, Selasa (18/8/2015).

Teten menuturkan, Presiden mengimbau kepada para jajaran menterinya jika ingin mengoreksi kebijakan kementerian lainnya, lebih baik dibicarakan di internal terlebih dahulu, tidak langsung disampaikan melalui media masa.

Menurut Teten, komentar yang dilayangkan langsung melalui media dapat mempengaruhi minat investasi ke Indonesias ecara keseluruhan, mengingat pasca reshuffle kinerja para menteri ekonomi menjadi sorotan.

"Presiden‎ menghendaki kritik menteri yang satu ke yang lain bagus dalam hal koreksi tapi tidak elok jika disampaikan lewat media, lagi pula bisa bertemu, kegaduhan seperti itu kurang bagus, pemerintah sedang bersemangat menarik investasi, pemerintahan harus solid dan kompak," kata Teten.

Seperti diketahui Rizal Ramli meminta pemerintah selaku pemegang saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) membatalkan pembelian pesawat jenis Airbus A350. Rizal beralasan, langkah tersebut diambil supaya pemerintah tidak menderita rugi.

"Beberapa minggu lalu saya ketemu Presiden saya minta tolong. Saya tidak ingin Garuda Indonesia bangkrut lagi karena sebulan lalu pinjam US$ 44,5 miliar dari China Aviation Bank untuk membeli Airbus A350 sebanyak 30 buah," kata dia.

Dia menuturkan, pesawat itu hanya cocok untuk penerbangan jarak panjang seperti Jakarta-Amerika dan Jakarta-Eropa. Padahal, tingkat keterisian untuk rute tersebut minim.

"Itu hanya cocok Jakarta- Amerika dan Jakarta-Eropa. Pengalaman PT Garuda Indonesia Tbk selama ini punya Jakarta-Amsterdam dan Jakarta-London penumpangnya 30 persen," tutur Rizal.

Berkaca pada pengalaman rekan sewilayah Singapore Airlines yang memiliki rute sama. Dia mengatakan maskapai tersebut juga mengalami rugi. "Saya katakan pada Presiden, 'Mas Singapore Airlines sekarang babak belur," kata Rizal Ramli.

Karena itu, pihaknya meminta membatalkan pembelian tersebut dan fokus untuk penerbangan domestik dan Asia. "Saya minta batalkan pembelian itu ganti pesawat lebih rendah kelasnya. Kita kuasai dulu pasar domestik," ujar Rizal. ‎ (Yas/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya