Punya Lebih Banyak Pesawat Airbus, Garuda Bisa Rebut Pasar Eropa

Dengan adanya tambahan pesawat ini, ekspansi Garuda ke pasar internasional akan berjalan mulus.

oleh Septian Deny diperbarui 15 Agu 2015, 19:02 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2015, 19:02 WIB
Pesawat Garuda Indonesia
Ilustrasi (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Pembelian pesawat Airbus A350 sebanyak 30 unit oleh Garuda Indonesia dinilai akan membawa keuntungan bagi maskapai plat merah tersebut. Dengan adanya tambahan pesawat ini, ekspansi Garuda ke pasar internasional akan berjalan mulus.

Pengamat Penerbangan Alvin Lie mengatakan, selama ini pangsa pasar Garuda di dunia internasional khusunya Eropa masih kalah jauh dibandingkan dengan maskapai lain. Padahal Garuda punya potensi besar untuk turut menggarap pasar tersebut.

"Memang sekarang Garuda masih lemah untuk sektor Eropa. Sedangkan dari Eropa yang datang ke Indonesia ada KLM, Air France, Lufthansa. Bahkan maskapai timur tengah membawa penumpang dari Eropa ke Indonesia dan sebaliknya," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (15/8/2015).

Jika Garuda tidak menambah unit pesawatnya yang mampu melayani penerbangan jarak jauh seperti ke Eropa, maka pasar ini hanya akan diisi oleh maskapai-maskapai asing tersebut. Sedangkan maskapai plat merah ini hanya bisa gigit jari melihat pasar yang cukup menggiurkan ini dinikmati oleh maskapai lain.

"Jadi negara-negara tujuan juga punya perjanjian resiprokal dengan kita sehingga kita juga punya hak yang sama. Kalau sekarang tidak terbangkan itu, hak kita akan diambil orang semua. Justru saya lihat Garuda-nya jangan dibonsai seperti itu. Kita harus lihat alasan kenapa penumpang belum tertarik naik Garuda dan oleh karena itu lakukan penguatan Garuda sebagai gerbang internasional kita," jelas dia.

Selain itu menurut Alvin, jika Garuda dihalangi untuk memperkuat armadanya agar bisa mengambil lebih banyak pasar internasional, maka lebih baik rute-rute internasional Garuda ditutup agar bisa berkonsentrasi melayani penerbangan domestik. Namun ini akan menjadi kerugian yang besar bagi Garuda sebagai perusahaan komersil.

"Sekarang pilihannya mau diperkuat atau sekalian dibunuh. Cuma saya nggak setuju kalau dibunuh, justru Garuda yang harus didorong untuk memperbaiki strategi pemasarannya. Kalau kita tidak ambil jatah penerbangan itu, maka orang lain yang ambil itu," tandasnya.(Dny/Nrm)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya