Liputan6.com, Jakarta - Bank Victoria dinilai berada pada posisi yang bagus dan sehat saat ini. Tercatat saat ini Bank Victoria berada sebagai Bank buku II dengan modal sekitar Rp 2,4 Triliun sampai Juni 2015 ini.
"Jadi Bank Victoria ini dari sisi ketahanan modal yang kita ukur dari Capital Adequacy Ratio (CAR), masih bagus, masih 19,6 persen per Juni 2015. Jadi saya kira Bank ini ketahanan modalnya cukup kuat, masih baguslah, sehatlah," jelas Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Irwan Lubis di Jakarta, Selasa (25/8/2015).
Jika dilihat rating kesehatan, saat ini Bank Victoria berada di tingkat 2 yang menandakan jika Bank yang kini mayoritas sahamnya dipegang PT Victoria Investama Tbk itu berada dalam kondisi yang sehat. Kemudian Bank ini total asetnya pun mencapai sebesar Rp 19,9 triliun.
Advertisement
Ia menjelaskan, pada saat ini Bank Victoria tergolong sebagai Bank Devisa, sehingga performanya tidak terlalu dipengaruhi sentimen positif dari fluktuasi ataupun depresiasi nilai tukar Rupiah. Selain itu performing loan (NPL) Bank Victoria masih di bawah 5 persen.
"Jadi kalau saya lihat sih dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) sekarang berada di 91 persen jadi dia masih memiliki fungsi intermediate yang bagus dan secondary reserve-nya juga cukup untuk meng-cover kewajiban likuiditas jangka pendek. Jadi Bank ini intinya dalam posisi yang bagus, sehat, no issue lah," tambah dia.
Adapun total kredit Bank Victoria saat ini juga mencapai Rp 11 triliun, dana pihak ketiga sebesar Rp 14 triliun. Komposisi Bank ini terbilang cukup bagus, intermediasinya berjalan dengan baik, membuktikan kepercayaan masyarakat cukup tinggi.
"Artinya ada dana Rp 14 triliun dikelola dengan baik. Menurut saya seharusnya bank ini ke depan masih dapat berkembang, karena di samping sehat, kekuatan modalnya juga cukup bagus. Dengan CAR 19,6 Persen dan modal sebesar Rp 2,4 triliun," terang dia.
Menurut dia, kasus yang menyangkut grup usaha lainnya yaitu PT Victoria Securities Indonesia (VSI) tidak akan mengganggu kinerja dari Bank Victoria. Pasalnya, jumlah transaksi fix income atau surat berharga yang dilakukan melalui PT VSI tidak terlalu besar lantaran Bank Victoria juga melakukan transaksi surat berharga melalui sekuritas lain.
"Dengan kisruh di Victoria Sekuritas itu, tidak ada dampaknya, Bank dengan Victoria Sekuritas paling hubungannya itu hanya dengan transasksi surat berharga atau yang biasa kita sebut dengan fix income. Tetapi dari hasil observasi kami, bank ini dia tidak hanya melalui Victoria Sekuritas melakukan transaksi surat berharganya namun juga melakukan transaksi dengan perusahaan sekuritas lainnya. Apalagi kan surat berharganya itu pada umumnya di tempatkan ke Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yah, jadi cukup aman," tutup dia.