Kroasia Ingin Bangun Pabrik Cokelat di RI

Investor asal kroasia tertarik untuk membangun pabriknya lantaran produksi biji kakao (cokelat) Indonesia yang berlimpah

oleh Septian Deny diperbarui 31 Agu 2015, 16:21 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2015, 16:21 WIB
Ilustrasi Cokelat
Ilustrasi Cokelat

Liputan6.com, Jakarta - Produsen cokelat asal Kroasia berencana membangun pabrik pengolahan cokelat di Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman usaha menerima kunjungan Duta Besar Kroasia.

Amran mengatakan, investor asal kroasia tertarik untuk membangun pabriknya lantaran produksi biji kakao (cokelat) Indonesia yang berlimpah dan memiliki aroma coklat yang khas.

"Ada investasi kakao dari kroasia, ini bangun pabrik. Nilainya belum ada. Bentuknya paket, mulai dari prosesing. Kita siapkan, karena bahan bakunya cukup, kita kan untuk kakao terbesar nomor 3 dan aromanya terbaik," ujarnya di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (31/8/2015).

Menurut Amran, produsen cokelat tersebut sudah mengincar Sulawesi sebagai lokasi pabriknya. Namun jika terkait dengan investasi, maka harus melibatkan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM).

"Mau di Sulawesi, dia yang minta di sana. Perusahaannya bisa swasta atau BUMN. Tapi ini harus juga dengan Kemenperin dan BKPM. Kalau saya, (realisasi) lebih cepat lebih bagus," kata dia.

Hal senada juga diungkapkan oleh Tenaga Ahli Bidang Tata Hubungan Kerja Menteri Pertanian Baran Wirawan. Dia mengatakan bahwa produsen asal Kroasia ini menjanjikan teknologi, sumber daya manusia (SDM) dan formulasi yang baik untuk pengolahan biji kakao Indonesia menjadi produk jadi.

"Mereka punya teknologi, SDM, bahkan formulasi untuk bisa bersaing dengan produk yang sudah ada. Intinya mereka ingin membantu Indonesia mengembangkan itu," jelasnya.

Dia menjelaskan, bahan baku cokelat asal Indonesia punya keunggulan seperti bebas dari penyakit. Hal tersebut menjadi nilai plus bagi investor untuk membangun pabrik di dalam negeri.

"Keunggulan produk kita clean dan tidak ada wabah penyakit. Jadi akan punya daya saing dengan negara-negara seperti Afrika, disana kan ada ebola dan lain-lain. Ini peluang yang luar biasa," tandasnya. (Dny/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya