Benahi Kilang, RI Bisa Jadi Eksportir BBM

Indonesia seharusnya bisa memproduksi BBM sebanyak 2,6 juta barel per hari sehingga perlu ada tambahan tiga kilang minyak baru.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 14 Sep 2015, 18:34 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2015, 18:34 WIB
Kilang Minyak Pertamina di Dumai
(Foto: Liputan6.com/Pebrianto Wicaksono)

Liputan6.com, Cilacap - PT Pertamina (Persero) menyatakan nasib Indonesia bisa berubah menjadi eskportir Bahan Bakar Minyak (BBM), jika fasilitas pengolahan minyak mentah (kilang) sudah dibenahi.

Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero), Rachmad Hardadi mengatakan saat ini Pertamina sedang melakukan berbagi upaya untuk meningkatkan produksi BBM dengan meningkatkan kehandalan kilang minyak di antaranya dengan Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) dan Refining Development Master Plan (RDMP).

"Dengan demikian, keberadaan RFCC sangat strategis," kata Hardadi, di kantor Refainary IV Kilang Cilacap, Jawa Tengah, Senin (14/9/2015).

Hardadi mengungkapkan, saat ini konsumsi BBM Indonesia mencapai 1,6 juta barel per hari (bph) dengan kapasitas kilang mencapai 1.050.000 bph. Namun, dari kapasitas tersebut tidak semua kilang dapat beroperasi penuh karena pemeliharaan sehingga kilang hanya menghasilkan sekitar 800 ribu bph. Jadi untuk memenuhi kebutuhan BBM harus impor. "Dengan konsumsi 1,6 juta pengolahan minyak artinya ada 750 ribu yang harus diimpor," tutur Hardadi.

Hardadi menuturkan, dengan ada proyek RFCC dan RDMP pada empat kilang minyak Pertamina secara bertahap kebutuhan tersebut akan tertutupi. "Project RDMP selesai dipercepat maka kemampuan mengelola BBM pertamina setara, tapi itu pada 2015. Fase satu Balikpapan Cilacap, fase dua Dumai Balongan. Fase pertama selesai pada 2021 dan fase kedua pada 2023," kata Hardadi.

Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat diperkirakan mencapai tujuh persen pada tujuh tahun ke depan maka kebutuhan BBM juga akan meningkat. Indonesia seharusnya bisa memproduksi BBM sebanyak 2,6 juta barel per hari, karena itu harus ada penambahan tiga kilang baru dengan kapasitas total 1 juta barel.

Ia menambahkan, dengan begitu, kebutuhan BBM Indonesia tidak hanya terpenuhi, namun juga bisa menjadi negara pengekspor BBM khusus untuk solar kualitas tinggi."Jika seluruh itu selesai malah kita bisa ekspor diesel tinggi, kalau RDMP selesai. 7 tahun ke depan gap akan close tidak ada lagi impor," tutur Hardadi. (Pew/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya