Liputan6.com, Cilacap - Fasilitas pengolahan minyak mentah (kilang) Cilacap yang dioperatori oleh Pertamina Refinery Unit IV, akan menjadi produsen Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan kadar Research Octane Number (RON) 92 atau biasa dikenal dengan Pertamax.
Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi mengatakan, Pertamina telah melakukan peningkatan kehandalan kilang dalam mengelola minyak mentah, dengan kompleksitas tinggi melalui proyek Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC). Dengan begitu, Pertamina dapat meningkatkan produksi Pertamax dari 60.500 barel per stream day, menjadi 72.500 barel per stream day.
Baca Juga
"Kilang RFCC secara teknis sudah siap untuk menjalani tahapan start up. Dengan adanya kilang RFCC ini maka kilang Cilacap memiliki kemampuan produksi Pertamax dengan volume besar," kata Herdadi, di kantor Refainary IV Kilang Cilacap, Jawa Tengah, Senin (14/9/2015).
Advertisement
Ia mengungkapkan, RFCC akan mengolah feedstock berupa Low Sulfur Waxy Residue (LSWR) yang dihasilkan dari Crude Distillation Unit (CDU) II menjadi produk bernilai tinggi, yaitu gasoline oktan tinggi yang ramah lingkungan. Selain itu juga RFCC ini juga bakal meningkatkan produksi LPG dan produk baru Propylene.
"Dengan demikian, keberadaan RFCC sangat strategis, selain meningkatkan keekonomian kilang Cilacap, juga akan mengurangi impor yang pada akhirnya menghemat devisa negara," jelassnya.
Herdadi menambahkan, Pertamina juga akan kembali mengembangkan kilang Cilacap dengan Proyek Kilang Langit Biru Cilacap (PLBC) yang akan diresmikan pembangunannya oleh Presiden Joko Widodo pada Oktober mendatang. Proyek ini diperkirakan rampung pada 2018.
"Minggu kedua Oktober kilang RFCC siap diresmikan Presiden sekaligus dicanangkan kilang Proyek Langit biru Cilacap, selesai pertengahan 2018. 2,5 tahun nanti kilang PLBC kita selesaikan," tutupnya. (Pew/Zul)