Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, meskipun mengalami penurunan, namun cadangan devisa (cadev) Indonesia masih dalam level aman. Menurutnya, cadangan devisa Indonesia pernah lebih buruk dari posisi saat ini yang ada di level US$ 103 miliar.
"Sebelumnya cadangan devisa Indonesia pernah di bawah US$ 100 miliar. Jadi harus bisa dipahami," kata Agus, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (22/9/2015).
Agus melanjutkan, pada 28 Juni 2013, posisi cadangan devisa Indonesia hanya US$ 98,095 miliar dan pada 31 Juli 2013 nilainya kembali turun ke level US$ 92 miliar. Penurunan cadangan devisa, kata Agus, karena faktor eksternal yang sulit dicegah. Namun, ia memastikan cadangan devisa masih aman.
"Cadangan devisa kita dalam keadaan baik. Kemarin di akhir Agustus sekitar US$ 105 miliar. Jadi secara umum dinamika yang ada harus kita hadapi. Lebih banyak faktor ekstern yang ada dan tentu perlu ada pilihan lebih baik," tutur dia.
Senada, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyampaikan, meski turun, cadangan devisa Indonesia masih dalam kategori aman. "Tidak kritis. Cuman istilahnya lebih banyak lebih baik. Kalau punya dompet tebal kan lebih enak daripada dompet kering. Kantong kering. Kita intinya bagaimana mempertebal dompet kita itu," kata Bambang.
Ia juga mengatakan bahwa cadangan devisa saat ini setara pula dengan melakukan impor selama enam bulan. Meski demikian, pemerintah tetap menyiapkan sejumlah langkah untuk menambah cadangan devisa.
"Intinya Wakil Presiden Jusuf Kalla ingin mendorong devisa itu lebih banyak ada di Indonesia sehingga mulai berpikir bagaimana caranya," ujar dia.
"Mempersiapkan instrumen untuk mendorong devisa lebih banyak dan lebih lama tinggal di Indonesia," kata Bambang.
Bambang menuturkan, instrumen untuk menambah cadangan devisa masih disusun. Namun, instrumen itu akan bekerja untuk meningkatkan ekspor. Kemudian, hasil ekspor masuk ke dalam sistem perbankan Indonesia.
Bila sudah masuk dalam sistem perbankan, pemerintah akan berusaha sekuat tenaga agar dana yang memakai mata uang dolar AS itu tidak keluar lagi.
Kemungkinan yang bisa dilakukan untuk mendorong devisa lebih banyak ada di Indonesia, sehingga otomatis pasokan dolar AS juga menjadi lebih banyak. Kalau suplai dolar AS lebih banyak, mudah-mudahan rupiah tidak volatile kalau ada goncangan eksternal," tegas Bambang. (Silvanus Alvin/Gdn/Sar)
Gubernur BI: Cadangan Devisa RI Pernah di Bawah US$ 100 Miliar
Pemerintah dan Bank Indonesia sedang menyiapkan strategi untuk mendorong peningkatan jumlah cadangan devisa Indonesia.
diperbarui 22 Sep 2015, 16:40 WIBDiterbitkan 22 Sep 2015, 16:40 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Yamaha Aerox Alpha Dobrak Pasar Indonesia dengan Harga Rp 29 Jutaan
Ciri Kolesterol Tinggi pada Wanita: Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya
6 Spesies Hewan Ini Tak Pernah Terlihat Lagi Sejak Ditemukan, Hanya Muncul Sekali
Indonesia Women’s Open 2025 Diikuti 120 Pegolf Wanita dari 12 Negara
Ancaman Penipuan AI Deepfake: Pakar Keamanan Siber Ingatkan Bahaya dan Cara Melindungi Diri
Jadwal Operasional Bank Indonesia saat Natal dan Akhir Tahun 2024
Gegara Tanya Utang Piutang, Berujung Penganiayaan hingga Penusukan di Tebet Jaksel
Amankan Libur Nataru, Polda Lampung Siapkan 3.630 Personel Gabungan
7 Tips Merawat Kulit Bayi dari Pakar, Orangtua Baru Wajib Tahu
Review Film Mufasa: The Lion King, Sebuah Kemenangan untuk Scar Sang Antagonis Ikonis
Amankan Natal dan Tahun Baru, 141.605 Personel Disiapkan dalam Operasi Lilin 2024
Ciri-Ciri Tumor Otak: Kenali Gejala dan Penanganannya