Liputan6.com, Jakarta - Rencana pembangunan kereta cepat (High Speed Train/HST) rute Jakarta-Bandung terus berlanjut. Pemerintah masih menjajaki peluang proyek ini antara China dan Jepang meski melalui skema business to business (B to B).
Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Yasuaki Tanizaki menemui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution untuk membahas poin dalam kerja sama kereta cepat tersebut. Pertemuan itu berlangsung di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, hari ini (23/9/2015).
Ketika dikonfirmasi mengenai hasil keputusan rapat, Tanizaki enggan berkomentar banyak. Namun dirinya mengaku bertemu dengan Darmin untuk menyampaikan beberapa poin penting terkait kereta cepat.
"Saya berdiskusi dengan Pak Menteri Darmin, itu biasa. Saya punya beberapa poin. Tapi hari ini, saya menahan diri untuk membuat komentar. Terima kasih atas pengertiannya," tegas dia.
Sementara Darmin hingga sore ini belum bisa ditemui untuk meminta keterangan lebih lanjut. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas dan tertutup mengenai kereta cepat kemarin (22/9/2015).
Sekretaris Kabinet Pramono Anung hanya menyampaikan, kereta cepat yang akan dibangun di Indonesia untuk rute Jakarta-Bandung tidak akan memiliki kecepatan seperti Shinkansen 300 Kilometer (Km) per jam. Kereta cepat tersebut akan dirancang berkecepatan 250 Km per jam.
Rencana pembangunan kereta cepat tersebut ditentang oleh beberapa pihak. salah satu pihak yang menentang adalah anggota parlemen. Anggota Komisi V DPR Miryam S Haryani mengatakan, selain karena faktor lemahnya perekonomian Indonesia, rencana pembangunan kereta cepat ini juga tidak jelas letak urgensinya.
Apabila pemerintah beralasan soal mobilitas, Miryam mamandang, selama ini rute Jakarta-Bandung sudah dapat dilayani melalui jaringan kereta api dan jalan tol yang kondisinya relatif bagus baik dari pelayanan maupun harga yang kompetitif. "Bahkan saya melihat tidak ada keunggulan baru yg ditawarkan oleh hadirnya kereta cepat ini nanti," kata Miryam.
Dia justru menilai dengan adanya kereta cepat malah akan semakin membuat timpang pembangunan infrastruktur Jawa dan Luar Jawa. Menurutnya, apabila pemerintah tetap memaksakan proyek ini tentu Presiden Jokowi akan terlihat tidak konsisten dengan komitmennya untuk mengedepankan pembangunan infrastruktur luar Jawa guna mendukung pertumbuhan ekonomi. (Fik/Gdn)
Temui Menko Darmin, Dubes Jepang Bungkam Soal Kereta Cepat
Kereta cepat yang akan dibangun di Indonesia untuk rute Jakarta-Bandung tidak akan memiliki kecepatan 300 kilometer per jam.
Diperbarui 23 Sep 2015, 17:51 WIBDiterbitkan 23 Sep 2015, 17:51 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Nikita Mirzani Dicecar 109 Pertanyaan Sebelum Ditahan Polisi, Apa Saja yang Digali?
Apa yang Harus Dilakukan Saat dan Setelah Banjir? Panduan Siaga Bencana
Hasil IBL 2025: Start Mulus Pelita Jaya di GMSB, Sikat Bali United
Diskon Tarif Tol di Mudik Lebaran 2025 Tak Bikin Jasa Marga-HK Rugi
Jasa Marga Tak akan Naikkan Tarif Tol Selama Mudik Lebaran 2025
Perahu Evakuasi Terbalik, Bocah 2 Tahun Terseret Arus Ciliwung
Ampuh atau Mitos? Daun Murbei Diklaim Bisa Kendalikan Gula Darah
Kisah Cinta Raja Zulu Menantang Tradisi dan Mengguncang Afrika Selatan
Sitha Marino Minta Kepastian Setelah 5 Tahun Pacaran, Ini Jawaban Bastian Steel
Promo Kesehatan dan Kecantikan Spesial Menyambut Ramadan 2025
Profil Naoki Yoshida, Produser Final Fantasy XIV Keluar dari Dewan Square Enix
Exit Tol Bekasi Lumpuh Imbas Banjir, Jasa Marga Alihkan ke Bekasi Timur