Liputan6.com, Jakarta - Setelah menolak proposal proyek kereta cepat yang diajukan oleh Jepang dan China, pemerintah kini membuka peluang bagi investor untuk membangun kereta berkecepatan medium dengan rute yang sama, yaitu Jakarta-Bandung.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil kereta berkecepatan medium ini memiliki banyak keuntungan dibanding kereta cepat, salah satunya harga tiket yang lebih murah. Namun murahnya harga tiket dinilai tidak akan mematikan moda transportasi lain dengan rute yang sama.
"Tidak (mematikan moda transportasi lain), kan karena pertumbuhan angkutan itu kan nantinya akan menciptakan perkembangan kota," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (7/9/2015).
Menurut dia, tujuan pembangunan kereta berkecepatan medium ini bukan hanya sekedar menambah pilihan moda transportasi antara Jakarta-Bandung. Lebih dari itu, adanya kereta ini diharapkan kepadatan penduduk tidak lagi bertumpuk di Jakarta.
"Tujuan membuat kereta medium dalam rangka meciptakan pertumbuhan baru. Filosifnya itu bagaiaman orang bikin kereta, tidak semua orang harus di Jakarta tapi idenya dikembangkan di daerah baru, dan lainya," kata dia.
Meski demikian, Sofyan belum mengetahui berapa harga tiket untuk kereta berkecepatan medium ini. Yang pasti, waktu tempuh kereta ini akan lebih lama dibandingkan kereta cepat sebelumnya.
"Harga tiket saya belum tahu. Tapi ini kita akan lihat lagi. Jadi mungkin kalau misalnya kereta cepat kan idenya 36 menit. Nah karena tidak menghabiskan kecepatan maksimun, baru digas sudah berheti. Jadi kalau medium mungkin jarak ditempuh 45 menit-46 menit. Harga jauh lebih murah," tandasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menolak proposal proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang diajukan oleh China dan Jepang.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution usai Rakor Deregulasi menjelaskan secara detail mengenai hasil pembahasan antara Tim Penilai dengan Presiden Jokowi perihal kereta cepat yang disampaikan Kamis siang 3 September 2015.
Dia menegaskan keputusan Jokowi pertama adalah pembangunan kereta cepat tidak boleh menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) langsung maupun tidak langsung. Baik dalam bentuk dana maupun suntikan modal melalui Penyertaan Modal Negara (PMN), serta penjaminan dari pemerintah.
Darmin menuturkan, jarak Jakarta-Bandung sekira 150 Kilometer (Km) membutuhkan 5 stasiun sampai 8 stasiun. Walau Shinkansen melesat dengan kecepatan 300 Km per jam, diakuinya, tidak akan pernah bisa mencapai kecepatan maksimum itu karena perlu waktu tempuh 14 menit.
Jadi disimpulkan Darmin, kereta belum sampai kecepatan penuh sudah mulai harus direm, sehingga kecepatan paling mentok 200 Km-250 Km per jam.
"Keputusan Presiden adalah kalau begitu jangan kereta cepat. Cukup kereta kecepatan menengah yang melesat dengan kecepatan 200 Km-250 Km per jam," terang Darmin.
Dengan kereta berkecepatan sedang, sambung dia, jarak tempuh hanya akan melambat 10 menit sampai 11 menit dari kereta cepat. Namun biaya investasinya bisa 30 persen-40 persen lebih murah dibanding membangun kereta Shinkansen. (Dny/Gdn)
Kereta Medium Tak akan Matikan Moda Transportasi Lain
Kereta berkecepatan medium memiliki banyak keuntungan dibanding kereta cepat, salah satunya harga tiket yang lebih murah.
diperbarui 07 Sep 2015, 21:20 WIBDiterbitkan 07 Sep 2015, 21:20 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Berebut Suara Gen Z di Jakarta, Ini Janji Politik Ridwan Kamil dan Pramono Anung
5 Transfer Paling Bapuk Real Madrid Sepanjang Sejarah: Eks Bintang Liga Inggris Masuk Daftar
Janji Putri Jenderal Karyoto, Siap Perjuangkan Insentif Guru Ngaji di Pilkada Garut 2024
Hasil Piala Kapolri 2024: Putri Kalsel Lolos ke Semifinal
Gempa Hari Ini Minggu 6 Oktober 2024 Guncang Bogor hingga Jayapura Papua
Puas Debat hingga Didoakan Jadi Presiden, Pramono-Rano Yakin Elektabilitas Naik
Hasil LaLiga Alaves vs Barcelona: Robert Lewandowski Hattrick, Azulgrana Jauhi Real Madrid
Di Kutai Timur, Diskominfo Kaltim Latih Warga Desa Gunakan Kanal Aduan SP4N-LAPOR!
Banjir Mulai Mengancam Rohil, Drainase dan Pintu Air Bermasalah
Jelang Setahun Agresi Kejam Israel di Palestina, Ribuan Orang Turun ke Jalan di Seantero Eropa
Debat Pilkada Jakarta, Dharma Pongrekun Malah Doakan Pramono Anung Jadi Presiden RI
OPINI: Ketika FOMO Boneka Labubu Mengerek Harga dan Status Sosial