Rupiah Lesu, Biaya Operasional Garuda Indonesia Membengkak

PT Garuda Indonesia menggenjot penjualan tiket untuk mengantisipasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat makin tertekan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 25 Sep 2015, 12:16 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2015, 12:16 WIB
Pesawat Garuda Indonesia
(Liputan6.com/Fahrizal Lubis)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) membuat biaya operasional PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk meningkat. Hal itu mengingat sebagian besar kegiatan operasional PT Garuda Indonesia Tbk dalam dolar AS.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk M, Arif Wibowo mengatakan 70 persen kegiatan operasional perseroan menggunakan mata uang dolar AS. Karena itu, pelemahan rupiah sangat dirasakan Garuda Indonesia.

"Yang jelas ongkos naik. Karena dolar AS. Hampir 70 persen kita menggunakan dolar AS," kata Arif, saat ditemui dalam acara GATE 2015 Periode ke-2 di Jakarta Conventon Center (JCC) Senayan, Jumat (25/9/2015).

Arif menuturkan untuk menutupi biaya operasional membengkak, maskapai plat merah tersebut menggenjot penjualan tiketnya."Tapi kami tetap terus meningkatkan jumlah orang yang berpergian," ungkap Arif.

Ia menambahkan, penerbangan domestik yang menggunakan PT Garuda Indonesia Tbk mengalami peningkatan mencapai 12,4 persen hingga semester I 2015 sedangkan internasional mencapai 11,3 persen.

"Jadi total pertumbuhan pendapatannya sekitar 5,6 persen. Tetap tumbuh tapi masih di bawah pertumbuhan trafik," tutur Arif.

Seperti diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah 18,06 persen dari 12.440 pada 31 Desember 2014 menjadi 14.690 pada Jumat 25 September 2015. (Pew/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya