Ini Alasan Pemerintah Bakal Impor Beras

Cadangan beras diperkirakan tidak mencukupi karena dampak El Nino sehingga impor beras jadi pertimbangan pemerintah.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 25 Sep 2015, 14:43 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2015, 14:43 WIB
20150918-Beras Naik-Jakarta
Pekerja tengah memindahkan beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Jumat (18/9/2015). Harga beras mengalami kenaikan hingga 14 persen dari harga tahun lalu yang disebabkan oleh melonjaknya biaya produksi mencapai 20 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan akan melakukan impor beras demi mencukupi kebutuhan beras pada 2016. Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengungkapkan, sebagai perusahaan penyuplai beras nasional, cadangan beras bulog saat ini sebanyak 1,7 ton. Cadangan tersebut terbagi dari beras medium dan beras premium.‎

"Data kami sampai kemarin ada 1,7 juta ton. Dengan 600.000 dalam bentuk komersial atau rastra (beras sejahtera), dan 1,1 beras kualitas medium‎," kata Djarot di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jumat (25/9/2015).

Perum Bulog memperkirakan dengan cadangan itu sampai akhir tahun secara keseluruhan hanya tersisa sekitar 60.000-70.000 ton cadangan beras. Cadangan itu diperkirakan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan beras sembari menunggu masa panen. Masa panen raya itu, Djarot menuturkan, akan ‎mundur karena dampak El Nino yang cukup besar di akhir tahun sehingga berimbas pada 2016.

"‎Kalau dilihat kondisi normal panen raya (2016) itu di Maret-April, tapi kalau El Nino ini cukup dahsyat tentu itu akan mundur," tegas Djarot.

Sebagai perusahaan pemasok beras, Bulog tidak memiliki rekomendasi apa pun ke pemerintah. Dalam hal ini, Bulog hanya akan mendukung pemerintah dalam menampung dan menyalurkan beras, terlepas apakah itu beras impor atau beras lokal.

‎Besaran impor beras yang diperkirakan sebesar 1,5 juta ton tersebut menjadikan prosesnya cukup panjang. Untuk itu menurut Djarot satu hal yang wajar jika pemerintah mulai memikirkan stok beras 2016 mulai dari sekarang.

"Ini yang mungkin menjadi pertimbangan beliau (Wapres JK) tidak mau bermain-main dengan beras yang jadi kepentingan masyarakat," ujar Djarot. (Yas/Ahm/Sar)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya