Kemendag Belum Terima Instruksi Impor Beras

Plt Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Karianto Suprih mengatakan kemungkinan impor beras untuk raskin.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 25 Sep 2015, 11:46 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2015, 11:46 WIB
20150918-Beras Naik-Jakarta
Pekerja tengah memindahkan beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Jumat (18/9/2015). Harga beras mengalami kenaikan hingga 14 persen dari harga tahun lalu yang disebabkan oleh melonjaknya biaya produksi mencapai 20 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengaku bakal melakukan impor beras sebanyak 1,5 juta ton untuk menjaga stok pangan pada 2016. Hal itu terjadi akibat dampak El Nino yang terjadi di tahun ini.

Namun begitu, pihak Kementerian Perdagangan sampai saat ini belum menerima instruksi resmi dari JK tersebut. Ini dibuktikan dengan belum adanya permintaan izin impor ke Direktur Jendral Perdagangan Luar Negeri.

"Pak Wapres JK sudah bicara, tapi di level saya, saya belum dengar, mungkin masih respons di bawah," kata Pelaksana Tugas Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Karianto Suprih‎ di kantornya, Jumat (25/9/2015).

Dirinya mengomentari, kalau pun keputusan impor beras itu dilakukan, pasti tidak langsung di pasarkan ke masyarakat. Karianto mengatakan kebutuhan beras itu hanya untuk stok pada 2016.

"Sebenarnya buat cadangan Bulog (Badan ‎Pusat Logistik). Kita tidak impor beras untuk dijual, mungkin untuk raskin," tegas Karianto.

Sebelumnya dalam Rapat Terbatas para menteri dengan Wapres beberapa hari lalu, JK menyatakan stok beras yang dimiliki oleh Perum Bulog hanya mencukupi hingga Desember 2015.

Memasuki tahun baru 2016, kebutuhan beras terutama untuk raskin sampai saat ini belum ada kepastian pasokan dari para petani. Oleh karena itu, untuk memenuhi stok tersebut direncanakan impor beras. Musim panen sendiri diperkirakan baru akan terjadi pada Maret atau April 2016. (Yas/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya