Liputan6.com, New York - Harga minyak kembali melonjak mendekati level US$ 50 per barel pada perdagangan di New York, Amerika Serikat (AS). Di sisi lain, harga minyak dunia telah di atas level tersebut. Penguatan harga minyak terjadi untuk pertama kalinya sejak Juli 2015. Penguatan tersebut terjadi karena adanya spekulasi akan peningkatan permintaan di pasar.
Mengutip Bloomberg, Jumat (9/10/2015), minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman November naik US$ 1,62 atau 3,4 persen sehingga menetap di angka US$ 49,43 per barel di Divisi New York Mercantile Exchange. Adapun harga minyak Brent yang menjadi patokan dunia, untuk pengiriman November, juga menguat US$ 1,72 per barel atau 3,4 persen sehingga menyentuh level US$ US$ 50,07 per barel.
Volume perdagangan untuk West texas Intermediate dan Brent naik 50 persen di atas perdagangan pada hari-hari sebelumnya.
Pendorong kenaikan harga minyak tersebut adalah pernyataan yang dibuat oleh salah satu pejabat organisasi negara-negara pengekspor minyak dunia (OPEC) yang menyatakan adanya kemungkinan kenaikan permintaan.
Sekretaris Jenderal OPEC Abdalla Salem El-Badri di hadapan International Monetary Fund (IMF) menyatakan bahwa kemungkinan besar industri-industri di dunia akan meningkatkan permintaan minyak mentah di tengah adanya kelebihan pasokan.
"Sebuah perkembangan yang cukup besar di mana OPEC menyatakan adanya kenaikan permintaan," jelas Director of The Futures Division, Mizuho Securities, New York, AS, Bob Yawger.
Selain itu, Bob melanjutkan, Abdalla juga mengatakan bahwa terjadi penurunan produksi minyak baik di OPEC maupun beberapa produsen besar lainnya. Hal tersebut menambah dukungan kepada harga minyak dunia.
Harga minyak mentah memang mengalami tekanan yang cukup dalam dalam beberapa bulan terakhir. Pada Agustus lalu, harga minyak berada dalam level terendah dalam enam tahun terakhir di tengah spekulasi akan adanya kelebihan pasokan di dunia. Sebagian pelaku pasar memperkirakan bahwa kelebihan pasokan ini akan terjadi hingga tahun depan.
Stok minyak di AS terus berada di kisaran 100 juta per barel. Jumlah tersebut berada di atas rata-rata stok yang ada untuk lima tahun. OPEC juga terus memompa produksi melebihi kuota yang ada.
Pada perdagangan sehari sebelumnya, harga minyak dunia melemah setelah data pemerintah Amerika Serikat (AS) menunjukkan kalau pasokan minyak cukup besar.
Rilis data pasokan minyak AS naik 3,1 juta barel pada pekan lalu. Angka ini lebih dari prediksi analis yang ada di kisaran 2,2 juta barel. Harga minyak jenis Brent dan WTI telah naik 8 persen atau sekitar US$ 4 per barel dalam tiga hari pertama pada pekan ini. (Gdn/Ahm)*
Â