Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari ratusan judul sinetron dan film asli Indonesia telah diproduksi perusahaannya dengan bendera PT Tripar Multivision Plus atau lebih dikenal Multivision Plus. Di balik kesuksesan rumah produksi ini, ada nama Raam Punjabi yang berjuang membangun kerajaan bisnisnya dan memajukan perfilman Tanah Air.
Pemilik nama lengkap Raam Jethmal Punjabi ini merasakan semangat Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mewujudkan visi misi tersebut. Sayang disayang, uluran tangan pemerintah untuk industri perfilman Indonesia tak kunjung terealisasi.
"Kami belum melihat implementasi dari semangat itu, apa yang dijanjikan Pak Jokowi belum terlaksana," tegas dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Senin 19 Oktober 2015.
Advertisement
Produser sinetron dan film yang lahir pada 6 Oktober 1943 tersebut menagih janji Jokowi untuk membangun 1.000 gedung bioskop bagi rakyat jelata atau orang miskin. Kata Raam, pemerintah juga mengiming-imingi pelaku usaha industri perfilman dengan anggaran Rp 1,5 triliun di bidang ekonomi kreatif.
Artikel Raja Sinetron Raam Punjabi Tagih Janji Jokowi telah menyita perhatian pembaca di kanal bisnis Liputan6.com pada awal pekan ini. Tak hanya soal Raam Punjabi yang tagih janji Jokowi jadi artikel terpopuler di kanal bisnis.
Cara untuk menjadi cepat kaya juga membuat pembaca penasaran.Ingin tahu artikel mana saja yang telah menyita perhatian pembaca di awal pekan ini? Berikut lima artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com:
1. Raja Sinetron Raam Punjabi Tagih Janji Jokowi
Lebih dari ratusan judul sinetron dan film asli Indonesia telah diproduksi perusahaannya dengan bendera PT Tripar Multivision Plus atau lebih dikenal Multivision Plus. Di balik kesuksesan rumah produksi ini, ada nama Raam Punjabi yang berjuang membangun kerajaan bisnisnya dan memajukan perfilman Tanah Air.
Pemilik nama lengkap Raam Jethmal Punjabi ini merasakan semangat Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mewujudkan visi misi tersebut. Sayang disayang, uluran tangan pemerintah untuk industri perfilman Indonesia tak kunjung terealisasi.
2. Lakukan 6 Hal Ini jika Ingin Cepat Kaya
Menjadi orang kaya dan sukses ternyata tak semudah membalikkan telapak tangan. Namun, tak hanya mementingkan tujuan secara materi, para orang kaya juga memperhatikan kondisi kesehatannya dengan rutin berolahraga.
Menurut mereka kesehatan menjadi penting, karena tanpa hal itu seseorang tidak mampu menikmati kekayaannya. Olahraga hanya satu dari sejumlah kebiasaan yang rutin dilakukan orang kaya.
3. Ambil Saham Freeport, Pemerintah Bakal Tarik Pinjaman Luar Negeri
PT Freeport Indonesia harus melakukan divestasi sahamnya sebesar 10,64 persen kepada pemerintah Indonesia yang prosesnya dimulai pada Oktober 2015. Dengan divestasi itu maka pemerintah akan memiliki saham Freeport sebesar 20 persen.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno saat ini tengah mempersiapkan pengambilan saham tersebut melalui perusahaan BUMN yaitu PT Indonesia Asahan Aluminium / Inalum (Persero).Rini memastikan akan melibatkan perbankan untuk memperoleh fasilitas pendanaan agar dapat mengambil divestasi saham PT Freeport Indonesia.
Apalagi nilai divestasi saham 10,64 persen mencapai US$ 20 miliar atau setara Rp 20,7 triliun (asumsi kurs Rp 13.504 per dolar Amerika Serikat). Peluang pinjaman itu juga terbuka untuk bank aksing.
4. 10 Universitas yang Paling Banyak Cetak Miliarder
Amerika Serikat dikenal salah satu negara yang paling banyak melahirkan miliarder dunia. Miliarder tersebut juga banyak mengenyam bangku kuliah di Negeri Paman Sam itu.Dari 10 universitas yang paling banyak melahirkan orang kaya, 9 di antaranya berasal dari universitas di Amerika Serikat, sementara hanya satu berasal dari Inggris.
5. Dijual Hampir Rp 70 Ribu, Ini Bocoran Elpiji Terbaru Pertamina
PT Pertamina (Persero) akan meluncurkan varian baru elpiji nonsubsidi 5,5 kilogram (kg) dalam waktu dekat. Elpiji teranyar tersebut didedikasikan untuk kaum hawa.Seperti yang dikutip dari data yang didapat Liputan6.com, Senin 19 Oktober 2015, elpiji tersebut ternyata memiliki berat total 12,6 kg yang terdiri dari berat isi elpiji sendiri 5,5 kg dan berat tabung 7,1 kg.
Pertamina mengklaim elpiji dengan berat total 12,6 kg tersebut lebih nyaman digunakan. Elpiji ini lebih mudah dibawa dengan berat total tabung dan isi yang jauh lebih ringan ketimbang elpiji nonsubsidi yang sudah beredar di pasaran.(Ahm/Zul)