Menperin Minta Produsen Ban Ekspansi Ke Sektor Hulu

Menteri Perindustrian Saleh Husin meminta industri produsen ban kendaraan bermotor melakukan ekspansi ke sektor hulu.

oleh Septian Deny diperbarui 27 Okt 2015, 20:45 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2015, 20:45 WIB
20151013- Menperin Saleh Husin-Tangerang
Menteri Perindustrian Saleh Husin berkunjung ke pabrik PT Pan Brother di Tangerang, Banten, Selasa (13/10/2015). Menurut Menperin, penanaman modal dan pengembangan industri akan terus melaju sesuai paket kebijakan ekonomi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian Saleh Husin meminta industri produsen ban kendaraan bermotor melakukan ekspansi ke sektor hulu. Salah satunya melakukan investasi perkebunan dan industri pengolahan karet.

Langkah usaha ini diharapkan turut mempercepat penguatan struktur industri dan penghiliran industri berbasis agro ini serta meningkatkan kesejahteraan petani dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

"Sejarah industri ban di Indonesia sudah sangat kuat, sejak zaman kolonial. Ekspansi ke hulu dan pengolahan semakin memperkuat industri ini karena mengamankan pasokan bahan baku," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (27/10/2015).

Salah satu daerah yang ditawarkan untuk menjadi sentra industri ban adalah Sumatera Selatan karena merupakan sentra perkebunan karet. Di provinsi itu, terdapat Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api Api, Kabupaten Banyuasin yang dapat dimanfaatkan sebagai lokasi pengembangan.

Kementerian Perindustrian mencatat, saat ini penggunaan karet alam di Indonesia sebesar 55 persen dimanfaatkan oleh industri ban dan diharapkan terus bertambah mengingat konsumsi karet alam domestik hanya mencapai sekitar 18 persen dari total produksi karet nasional.

Sementara itu, tingkat konsumsi domestik ini masih jauh di bawah Malaysia, China dan India yang telah menyerap lebih dari 40 persen.

Sejauh ini, sektor industri ban merupakan salah satu andalan industri manufaktur yang mampu berkembang lebih baik dari segi kemampuan produksi maupun ekspor. Produsen ban nasional mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, secara kualitas, maupun kuantitas.

Khusus ban mobil penumpang, sekitar 70 persen hasil produksi diekspor ke berbagai negara di seluruh penjuru dunia dengan nilai ekspor US$ 1,6 miliar pada 2014, sangat baik untuk devisa negara.

Nilai ekspor tersebut, lanjut Saleh, masih dapat ditingkatkan mengingat terbukanya peluang yang besar seiring globalisasi perdagangan yang terjadi saat ini.

"Saya harapkan agar pada tahun-tahun mendatang kinerja ekspor dapat terus meningkat mengingat industri ban nasional memiliki daya saing yang tinggi, serta memiliki pengalaman selama puluhan tahun," kata dia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka Kemenperin Harjanto mengatakan, pertumbuhan kebutuhan ban sebagai salah satu komponen kendaraan bermotor sangat terkait dengan pertumbuhan industri kendaraan bermotor.

Dengan pertumbuhan dalam negeri rata-rata sebesar 8 persen setiap tahunnya, maka permintaaan akan produk ban akan bertumbuh di atas pertumbuhan industri kendaraan bermotor.

"Kondisi ini merupakan peluang bagi produsen ban dalam negeri untuk meraih pasar secara optimal dan meminimalisir produk ban impor," ungkapnya. (Dny/Ndw)

 
 
 
 
 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya